Sukses

NASA Luncurkan Satelit ke Bulan

NASA meluncurkan dua satelit penelitian ke antariksa. Kedua satelit menjalankan misi penelitian mencari sumber air dan tempat pendaratan di bulan.

Liputan6.com, Washington: NASA meluncurkan dua satelit penelitian ke antariksa, Kamis (18/6). Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) dan Satelit Pengindera dan Pengamatan Kawah Bulan (LCROSS) diluncurkan menggunakan roket Atlas V dari Pusat Antariksa Kennedy, Florida, Amerika Serikat (AS), dalam misi penelitian ke bulan guna mencari sumber air dan tempat pendaratan satelit Bumi [baca: NASA Bakal Kembali Mendarat di Bulan].

Misi tersebut adalah langkah pertama guna mengeksplorasi lebih lanjut mengenai sistem matahari ke Planet Mars dan lebih jauh lagi. "Misi robot itu akan memberi kami keterangan yang kami perlukan guna membuat keputusan mengenai kehadiran manusia pada masa depan di bulan pada 2020," kata Manajer Program, Todd May.

Air menjadi komponen paling penting bagi rencana penempatan koloni manusia di bulan. Untuk mencari komponen tersebut, penyelidikan ini akan menganalisis data dari bulan setelah roket Centaur yang dijatuhkan di kawah bagian gelap bulan dan tak pernah terpapar sinar matahari.

Satelit peneliti Kamikaze akan mengikuti langkah roket itu dengan kecepatan rata-rata 2,5 kilometer per detik. Secara keseluruhan, kedua misi itu akan menggali 500 ton benda bulan dan mulai mencari tanda kemungkinan sumber air yang telah lama membeku. Misi juga mengkaji susunan mineral yang tidak pernah disaksikan di dunia.

LRO diharapkan dapat memajukan dasar pengetahuan upaya antariksa melalui keberadaan selama satu tahun di orbit sekitar 50 kilometer. Misi sebesar 500 dollar AS juta ini juga dirancang untuk memberi NASA peta mengenai ketepatan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Namun akan menjadi penting dalam memetakan tempat yang mungkin bagi pendaratan.

Kedua misi tersebut, kata May, akan membantu NASA membuat contoh nuansa pencahayaan bulan dan temperatur. Selain itu juga memberi orang di masa depan mendatangi bulan dengan keterangan mengenai radiasi kosmik yang membuat bulan terpangang akibat kurangnya atmosfir. Misi ini menjanjikan akan mengajarkan penjelajah jarak jauh proses yang membentuk sistem bumi, bulan dan matahari.(AND/Antara)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini