Sukses

Vulkanolog Jepang: Tipe Letusan Merapi Berubah

Tipe letusan Merapi mengalami perubahan dibandingan dengan letusan sebelum 2006 yang ditandai dengan adanya pembentukan kubah lava.

Liputan6.com, Yogyakarta: Tipe letusan Gunung Merapi dinilai telah berubah. Penilaian itu dikatakan ahli vulkanologi dari Universitas Kyoto, Jepang, Masato Iguchi. Ia mengatakan tipe letusan Merapi mengalami perubahan dibandingan dengan letusan sebelum 2006 yang ditandai dengan adanya pembentukan kubah lava.

"Saya hingga kini belum mengetahui penyebab mengapa tipe letusan Gunung Merapi berubah, namun perubahan tipe letusan seperti ini sering terjadi di sejumlah gunung berapi lainnya, salah satunya gunung berapi di Jepang, Miyake Jima," katanya, di Yogyakarta, Jumat (12/11).

Sebelumnya, Direktur Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Masaki Tani mengatakan, tiga vulkanolog asal negaranya akan membantu melakukan survei kondisi bencana letusan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Tiga vulkanolog itu, yakni Kenji Nogami (ahli volcanic chemistry), Masato Iguchi (ahli physical vulcanology), dan Takayuki Kaneko (ahli volcano geology). Selain itu, ada ahli di bidang penyakit saluran pernapasan Satoru Ishii [baca: Peneliti Jepang Ikut Pantau Aktivitas Merapi].

"Kami akan terus memberikan pendampingan dari sisi keilmuan kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral," kata Iguchi.

Gunung Miyake Jima di Jepang, menurut dia, memiliki tipe erupsi yang sama, yaitu meletus setiap 20 tahun sekali ditandai dengan keluarnya aliran lava. Namun pada 2000 gunung tersebut meletus dengan membuat kaldera berdiameter satu kilometer dan letusan besar dengan kolom asap setinggi 10 kilometer.

"Perubahan itu disebabkan adanya pergerakan magma dalam volume yang cukup besar, namun belum bisa memastikan apakah hal itu juga terjadi di Gunung Merapi," kata Iguchi.

Mengenai pemasangan mikrofon infrasonik untuk Gunung Merapi, Icuchi menjelaskan, alat tersebut sangat efektif untuk memantau gunung ini karena terkadang puncak gunung diselimuti kabut. Alhasil, tidak terlihat adanya letusan, padahal kenyataannya gunung tersebut meletus.

Alat tersebut, masih menurut Iguchi, akan dipasang di luar radius 20 kilometer dari puncak Merapi. Ini sesuai radius aman yang telah ditetapkan PVMBG, salah satunya di dekat Prambanan. Sementara tiga mikrofon infrasonik akan dipasang untuk mempertajam pantauan Gunung Merapi, sehingga PVMBG akan memperoleh gambaran aktivitas gunung itu lebih baik.

"Pengamat selama ini sering tidak mendengar letusan Gunung Merapi, meskipun sebenarnya gunung meletus sehingga dengan adanya mikrofon infrasonik maka akan diperoleh data lebih baik tentang letusan Merapi," kata Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, mikrofon infrasonik tersebut akan mampu menangkap gelombang udara yang diakibatkan letusan Gunung Merapi dan pengamat tidak hanya mendasarkan pengamatan pada seismograf atau pengamatan visual. "Kami kemudian akan menganalisa data yang masuk sehingga memperoleh statistik yang baik tentang jumlah letusan Merapi," katanya.

Ia mengatakan alat serupa telah dipasang di sejumlah gunung api lain di Indonesia, seperti Anak Krakatau dan Semeru. Pemasangan mikrofon infrasonik ini sebagai bentuk kerja sama dengan Jepang yang juga mengirimkan tiga ahli gunung api ke Indonesia untuk melakukan pemantauan terhadap Merapi.

"Meskipun ada bantuan dari Jepang, bukan berarti tenaga dari Indonesia masih kurang. Segala pertimbangan dan keputusan juga masih berada di tangan saya," katanya.

Ketiga ahli dari Jepang tersebut melakukan pantauan dari tiga sisi yang saling berkaitan, yaitu geofisik, geokimia, dan geologi. "Kami akan terus memberikan pendampingan dari sisi keilmuan kepada PVMBG," kata Iguchi.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini