Sukses

Australia Berjanji Akan Dukung Assange

Pendiri WikiLeaks Julian Assange kini mendekam di hotel prodeo. Sejumlah diplomat Australia akan mendukung Assange.

Liputan6.com, Sydney: Pendiri WikiLeaks Julian Assange kini mendekam di hotel prodeo. Sejumlah diplomat Australia akan mendukung Assange.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Kevin Rudd Rabu (8/12) meski Assange telah menuduh Canberra "menjadi kaki tangan memalukan" bagi musuhnya itu.

Menurut para pejabat, Konsul Jenderal Australia untuk Inggris telah berbicara dengan Assange, yang ditangkap di London Selasa. Assange ditangkap berdasarkan surat perintah yang mengupayakan mengekstradisinya ke Swedia atas tuduhan penyerangan seksual, saat sejumlah diplomat menghadiri sidang pengadilannya.

"Kami telah memastikan bahwa kami akan memberikan (dukungan konsuler), seperti yang kita akan lakukan untuk semua warga Australia," kata Rudd sehari setelah bosnya Perdana Menteri Julia Gillard mencap WikiLeaks menyiarkan kebocoran kabel diplomatik "sangat tidak bertanggung jawab."

"Kita akan memberikan dia segera dengan segera surat yang menunjukkan bahwa kita akan siap untuk memberikan kunjungan konsuler dan tingkatan lain dukungan konsuler tentang kesejahteraan dan hak-hak hukumnya," kata Rudd kepada televisi komersial.

Pernyataannya itu muncul beberapa jam setelah Assange menyerahkan diri atas tuduhan pengacaranya yang dicap bermotif politik pada saat organisasinya menggelindingkan bola salju menabur kepanikan dan kemarahan kepada pemerintahan di seluruh dunia.

Dalam sebuah opini yang ditulis sebelum penangkapannya dan disiarkan oleh surat kabar Australia pada Rabu, Assange mengecam pemerintah Australia untuk memasang dirinya dan mendukung klaim AS bahwa pengungkapannya ilegal.

"Kami adalah orang yang tertindas. Pemerintah Gillard sedang mencoba untuk menembak pesuruh karena tidak ingin mengungkapkan kebenaran, termasuk informasi tentang transaksi diplomatik dan politik sendiri."

Rudd bersumpah untuk membela hak-hak Assange bahkan meskipun kawat rahasia  diplomatik AS yang dibeberkan  oleh WikiLeaks adalah  gambaran yang tak menyenangkan dari mantan perdana menteri sebagai "gila kontrol" impulsif yang membuat kesalahan diplomatik.(Ant/Reuters)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.