Sukses

YouTube Hapus Video Anti-Islam `The Innocence of Muslims`

Pihak YouTube dipanggil oleh Presiden Barack Obama dan para pemimpin dunia lainnya untuk menghapus video yang dianggap melukai umat muslim.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Pengadilan di Amerika Serikat akhirnya memerintahkan YouTube untuk menghapus video anti-Islam yang memicu kerusuhan di beberapa negara Timur Tengah dan ancaman pembunuhan terhadap aktor film.

Keputusan ini baru saja dikeluarkan menyusul gugatan yang diajukan terhadap YouTube oleh seorang aktris pendukung yang muncul di video tersebut. The Guardian mewartakan video tersebut menimbulkan kerusuhan karena penggambaran negatif Nabi Muhammad.

Oleh karena itu pihak YouTube dipanggil oleh Presiden Barack Obama dan para pemimpin dunia lainnya untuk menghapus video tersebut, namun dengan tidak melanggar hak kebebasan berbicara. Google pun berpendapat bahwa para pembuat film yang berjudul `The Innocence of Muslims` itu tetap memiliki hak cipta dan hanya mereka yang bisa menghapusnya dari YouTube.

Seperti diketahui, video yang diunggah pada tahun 2012 itu membuat sejumlah pihak merasa dirugikan. Untuk memprotes beredarnya film ini pada akhir tahun 2012, sejumlah massa menyerang Kedutaan Besar Amerika Serikat di Libya dan menewaskan Chris Stevens, Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya.

Mereka memprotes beredarnya cuplikan film garapan warga Amerika Serikat, Sam Bacile, yang dianggap melukai kaum muslim. Film itu diluncurkan lewat Internet dan juga diunggah ke Youtube. Atas kejadian yang menewaskan Chris dan tiga warga Amerika lainnya, Google pun bergeming.

Video yang diunggah ke situs berbagi video milik Google itu sebenarnya hanya trailer untuk film `The Innocence of Muslim` yang berdurasi sekitar dua jam. Yang membuat umat muslim geram adalah karena film itu menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang penipu dan perayu.


Baca juga:

Google Rancang Sistem Operasi Baru?
Bos Google: Belum Menguntungkan, Harga WhatsApp Terlalu Mahal
Bermain Tetris Bisa Kurangi Aktivitas Merokok?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini