Sukses

Mengenal Sosok Pencipta Bitcoin Yang Misterius

News Week mengklaim sudah sempat bertemu dan melakukan wawancara eksklusif dengan pencipta Bitcoin yang disebut bernama Satoshi Nakamoto.

Liputan6.com, California - Hingga saat ini mata uang digital Bitcoin menyita perhatian dunia. Kehadirannya sangat fenomenal, penuh kontroversi, dan bahkan penciptanya pun masih menjadi misteri.

Belum lama ini News Week mengklaim sudah sempat bertemu dan melakukan wawancara eksklusif dengan pencipta Bitcoin yang disebut bernama Satoshi Nakamoto. Menurut media asal Amerika Serikat tersebut, Nakamoto merupakan pria Jepang-Amerika berusia 64 tahun yang menetap di Southern California, Amerika Serikat.

Meski demikian, belum ada yang tahu latar belakang pekerjaan Nakamoto. Ia hanya diketahui pernah bekerja di sebuah perusahaan besar dan lembaga militer di Amerika Serikat. Penulis senior News Week, Leah McGrath Goodman berusaha untuk mengorek informasi tentang Nakamoto dari keluarga dan teman-temannya.

Namun sayang, hasilnya kurang memuaskan. Keluarganya hanya mendeskripsikan bahwa Nakamoto adalah sosok yang cerdas, moody, obsesif, sibuk mengangkat panggilan telepon, dan mengecek email. 

Mereka juga mengatakan kalau sebagian besar hidup Nakamoto hanya dilingkupi dengan dua hal tentang Bitcoin yaitu uang dan kerahasiaan. Ya, Nakamoto memang sangat tertutup dan tidak mengomentari banyak hal tentang Bitcoin.

"Saya tidak lagi terlibat dengan Bitcoin dan saya tidak bisa membicarakannya," kata Nakamoto, seraya mengabaikan semua pertanyaan lebih lanjut sambil memukul tangan kirinya.

"Semua sudah diserahkan kepada orang lain. Sekarang mereka yang bertanggung jawab. Saya tidak lagi memiliki hubungan apapun," tandas Nakamoto, seperti dikutip dari News Week, Jumat (7/3/2014).

Nakamoto pun menolak untuk diwawancarai dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Alhasil percakapan itu pun berakhir.

Diperkenalkan sekitar tahun 2009 dan resmi diluncurkan pada Februari 2010, Bitcoin sendiri adalah jaringan pembayaran peer-to-peer yang bersifat terbuka. Bitcoin dikenal tidak berbadan hukum dan potensi kerugiannya sangat tinggi.

Risiko lain terkait Bitcoin adalah nilainya yang sangat fluktuatif. Sebagai contoh, pada awal Januari 2013, Bitcoin dihargai US$ 13 per keping (1 BTC). Angka itu meroket lebih dari US$ 1.100 per keping pada Desember 2013, lalu terpangkas menjadi hanya setengahnya dalam beberapa jam setelah pelarangan transaksi Bitcoin di China.

Ini membuat nilai Bitcoin menjadi tidak stabil dan menjadi masalah sendiri bagi pelaku bisnis yang memakai mata uang virtual tersebut. Harga barang dan nilai uang yang dibayarkan pun bisa naik atau turun dengan tajam dalam waktu sangat singkat.


Baca juga:
Bank Virtual Bitcoin Dibobol Hacker Hingga Bangkrut
Pemerintah Jepang akan Atur Bitcoin
Kegilaan-kegilaan yang Muncul Gara-gara Bitcoin

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini