Sukses

Turki Beredel Sejumlah Akun Twitter

Dibukanya kembali akses Twitter bagi masyarakat Turki menuntut sejumlah syarat.

Liputan6.com, Turki Pada 20 Maret 2014 lalu, Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan memutuskan untuk memblokir layanan Twitter dengan dalih menjaga kemanan jelang pemilihan umum lokal yang akan digelar pada awal April kemarin.

Setelah dua pekan dibungkam, akhirnya akses Twitter di Turki dibuka kembali. Langkah itu diambil pemerintah Turki setelah Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa penutupan layanan Twitter merupakan tindakan ilegal dan melanggar kebebasan berpendapat.

Akan tetapi dibukanya kembali akses Twitter bagi masyarakat Turki bukan tanpa syarat. Pemerintah Turki dan Twitter dilaporkan telah bersepakat untuk menutup sejumlah akun asal Turki yang dianggap anti pemerintah.

"Kedua belah pihak (pemerintah Turki dan Twitter) telah saling memahami sepenuhnya, dan memutuskan untuk terus membangun kerjasama yang baik di masa depan. Keputusannya, sejumlah akun akan ditutup," jelas seorang petinggi di pemerintah Turki seperti dilansir laman Softpedia, Rabu (16/4/2014).

Berbeda nasib dengan Twitter, situs berbagi video YouTube hingga kini masih diblokir oleh pemerintah Turki. Pemblokiran YouTube sendiri dilakukan pemerintah Turki karena beberapa waktu lalu sempat beredar rekaman pembicaraan antara intelijen Turki dan sejumlah pejabat keamanan negara itu tentang kemungkinan operasi militer ke Suriah.

Selain YouTube, pemerintah Turki juga membuat Domain Name System (DNS) Google lumpuh total. Dengan demikian, seluruh warga Turki tidak bisa lagi mengakses situs-situs yang dilarang pemerintah. Pemblokiran DNS Google bahkan dilakukan oleh sebagian besar penyedia layanan internet di Turki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini