Sukses

Jalankan Smart City Butuh Pemimpin Tegas

Pemimpin yang tegas dan konsisten sangat dibutuhkan agar penerapan smart city tak sekedar jadi wacana.

Liputan6.com, Jakarta - Menggelar kota berteknologi tinggi yang saling terkoneksi mungkin sudah dimimpikan banyak negara. Akan tetapi, membuka sebuah kota yang dilabeli kota pintar alias smart city bukan perkara mudah.

Menurut Teguh Prasetya, Pengamat Teknologi dan Telekomunikasi, sinergi antara penguasa dan masyarakat menjadi salah satu syarat utama yang perlu dipenuhi saat sebuah kota akan menerapkan  smart city.

"Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan kebijakan serta masyarakat yang ada di dalam kota harus satu suara dalam mendukung penyelenggaraan smart city," katanya yang dijumpai tim Tekno Liputan6.com di kampus Indonesia International Institute for Life Science (I3L), Jakarta.

Lebih lanjut, Teguh menyebutkan bahwa pemimpin yang tegas dan konsisten sangat dibutuhkan agar penerapan smart city tak sekedar jadi wacana. Sebab, jika pemimpinnya tak tegas maka pelaksanaan smart city rentan gagal.

"Pemimpinnya harus konsisten dan tegas jika ingin punya kota pintar. Namanya smart city kan berarti semua sudah berjalan sesuai teknologi yang diterapkan, kalau gak konsisten rentan sekali malah jadi gagal," tambah Teguh.

Pria yang juga aktif di masyarakat telematika (Mastel) ini pun menyarankan menerapkan smart city pada sebuah lokasi yang dijadikan kota baru. Kota itu nantinya dijadikan sebagai pilot project dan contoh pola yang dipakai di kota lain yang lebih luas.

Hasil riset yang dilakukan Ericsson menyebutkan bahwa kota tumbuh dengan pesat di seluruh dunia. Di tahun 1900 terdapat hanya 16 kota besar di seluruh dunia, tapi jumlahnya kemudian menjadi 442 kota besar di tahun 2010.

Pertumbuhan kota dunia yang pesat itu akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat di dalamnya menjadi lebih makmur. Sayangnya, pembangungan infrastruktur pendukung masyarakat di kota besar kebanyakan kalah cepat dengan pertumbuhan populasi yang menyebabkan berbagai hambatan.

Dukungan teknologi dan koneksi di kota pintar diharapkan dapat menanggulangi kesenjangan yang diakibatkan kurangnya infrastruktur di masyarakat. Teknologi terkoneksi diharapkan pula dapat membantu menyediakan dukungan disaster management yang akan mempercepat penanggulangan ketika terjadi bencana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini