Sukses

Bill Gates Danai Proyek Pembuatan Pisang Super

Proyek pengembangan pisang super ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan vitamin A di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jika pisang sebelumnya bukan dianggap sebagai makanan super, pisang hasil rekayasa genetika ini di masa depan tampaknya akan menjadi buah elit yang kaya gizi.

Bill and Melinda Gates Foundation mengucurkan dana hampir US$ 10 juta (sekitar Rp 120 miliar) ke Queensland University of Technology di Brisbane, Australia untuk mengembangkan pisang super. Proyek ini dipimpin oleh James Dale, salah seorang profesor di universitas tersebut.

Pisang hasil rekayasa genetika itu dikembangkan untuk memperbaiki kehidupan jutaan warga yang kurang gizi di Afrika. Pisang super ini akan segera dikirim ke AS untuk mulai diuji coba secara klinis pada manusia selama enam (6) minggu. Hasil uji coba diharapkan dapat dirilis akhir tahun ini.

Pisang ini tidak seperti pisang biasa. Pisang super ini sudah diperkaya dengan alpha dan beta karoten untuk meningkatkan tingkat asupan vitamin A pada manusia. Alpha dan beta karoten nantinya dikonversi menjadi vitamin oleh tubuh kita.

Meskipun dari luar pisang super ini terlihat sama seperti pisang biasa yang ada di pasar, namun setelah dikupas bagian tengah pisang yang biasanya berwarna krem akan memiliki warna lebih oranye karena kadar karotennya yang lebih banyak.

Menurut yang dilansir Mashable, proyek pengembangan pisang super ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan vitamin A. Dale mengatakan sekitar 650.000 sampai 700.000 anak di seluruh dunia meninggal karena kekurangan vitamin setiap tahunnya.

Meski pisang merupakan makanan pokok di beberapa negara Afrika seperti Uganda dan Kenya, namun masalahnya nutrisi yang didapat tidak lengkap, khususnya zat besi dan vitamin A.

Proyek pengembangan pisang super ini sudah dimulai sejak tahun 2005, dan tahun 2020 diperkirakan sudah bisa dibudidaya di Uganda. Dale berencana untuk memperluas penanaman pisang super ini ke negara-negara lain, termasuk Rwanda, Kenya, Tanzania dan Republik Demokratik Kongo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini