Sukses

`Perusahaan Asing Akan Diwajibkan Transfer Teknologi`

Salah satu yang dipertanyakan dalam debat adalah tentang permasalahan banjirnya produk teknologi asing di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam debat cawapres jilid IV yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (29/6/2014) malam, moderator Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati mengajukan dua pertanyaan kepada kedua kandidat wakil presiden, Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla (JK).

Salah satu yang dipertanyakan adalah tentang permasalahan banjirnya produk teknologi asing di Tanah Air. Sementara di sisi lain, Indonesia memiliki ratusan perguruan tinggi, banyak lembaga riset, dan produk industri dalam negeri.

Menjawab hal itu, cawapres Jusuf Kalla mengakui bahwa teknologi memang berjalan dengan cepat. Terutama perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, hanya hitungan bulan.

Untuk mengatasi hal itu, JK punya cara, yakni dengan cara transfer teknologi. "Perusahaan asing diwajibkan transfer teknologi. Perlu non tarif barrier untuk transfer teknologi," ujar JK.

"Bagaimana perguruan tinggi, industriawan bisa bekerja sama. Katakanlah UI (Universitas Indonesia) fokusnya apa, ITB (Institut Teknologi Bandung) apa, UGM (Universitas Gadjah Mada) apa? Lalu kerja sama dengan industri. Ini seperti di Jepang," urai cawapres nomor urut 2 tersebut.

Soal koordinasi, menurut Wapres periode 2004-2009, itu sebenarnya tugas Kementerian Riset untuk mengoordinasikan perguruan tinggi dan lembaga riset. Selain itu, pemerintah perlu memihak produk dalam negeri.

Pada debat cawapres jilid IV malam ini, masing-masing cawapres -- Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla atau JK -- beradu visi dan misinya mengenai, 'Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)'.

Debat malam ini dipandu oleh Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Bidang Kerja Sama, Dwikorita Karnawati sebagai moderator. Dwikorita adalah Guru Besar di Fakultas Teknik UGM. Ia menjadi perempuan pertama yang memandu acara debat presiden pada Pilpres 2014.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini