Sukses

Hacker Bersiap-siap Bombardir Israel

Sebagai respon serangan di Jalur Gaza, hacker anti-Israel sedang bersiap menggelar serangan cyber skala besar di Israel.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca Jalur Gaza digempur rudal oleh Israel pada 8 Juli 2014 waktu setempat, hubungan Israel dan Palestina kian memburuk. Aksi itu menyedot perhatian banyak pihak termasuk para hacker.

Sebagai respon serangan di Jalur Gaza, hacker anti-Israel sedang bersiap-siap menggelar serangan cyber skala besar ke Israel. Serangan bernama #OpSaveGaza ini dijadwalkan akan digelar pada Jumat (11/7/2014).

Hacker anti-Israel berjanji bahwa serangan distributed denial of service (DDOS) akan menjadi kampanye terbesar melawan Israel. "Untuk mengekspos aktivitas teroris terbesar mereka (Israel) kepada dunia," tulis hacker, seperti dilansir The Times of Israel, Kamis (10/7/2014). 
 
Namun rupanya Israel tak gentar dengan ancaman tersebut. Terlebih lagi, negara Zionis itu kerap menjadi korban serangan cyber, sehingga mengklaim tahu betul cara mengatasinya.

"Israel siap. Saya tidak mengatakan bahwa serangan itu mudah diatasi, tapi kami selalu siap menghadapinya," ungkap CEO Israel Internet Association (ISOC), Dina Beer.



Namun menurut Pimpinan Yuval Neeman Workshop Science, Technology, and Security, Universitas Tel Aviv, Isaac Ben-Israel, akan menjadi tindakan bodoh jika mengacuhkan serangan hacker tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serangan cyber meningkat

"Selama beberapa hari terakhir, serangan meningkat 900 persen, dibandingkan biasanya 100 ribu serangan yang kami terima setiap hari. Kami kini mendapatkan 1 juta serangan seperti itu," kata Ben-Israel.

Serangan-serangan yang dimaksud Ben-Israel, di antaranya upaya untuk mencuri data dari situs-situs, 'merusak' laman web, dan membuat situs down melalui serangan DDOS.

Seperti diketahui, hubungan Palestina dan Israel mengalami krisis terburuk dalam 2 tahun terakhir. Militer Israel sejauh ini telah menargetkan 230 titik, yang mereka klaim sebagai markas Hamas dan menembakkan hampir 600 roket dalam operasi 'Protective Edge'.

Jumlah korban jiwa hingga Rabu kemarin meningkat, setidaknya 63 orang tewas -- termasuk perempuan dan anak-anak -- di Gaza dan 400 lainnya terluka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini