Sukses

Hindari Serangan Rudal Balik, Israel Andalkan Aplikasi

Untuk menghindari serangan rudal balik dari lawannya, Israel menyiapkan aplikasi layanan peringatan rudal bernama Red Alert.

Liputan6.com, Jakarta - Serangan rudal yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza menarik perhatian dunia. Banyak pihak yang marah kepada Israel atas serangan brutal yang dilakukannya hingga menewaskan banyak korban jiwa.

Untuk menghindari serangan rudal balik dari lawannya, Israel menyiapkan aplikasi layanan peringatan rudal bernama Red Alert. Aplikasi ini akan memberikan peringatan secara real-time dari mortir atau rudal yang ditembakkan oleh militan Palestina ke Israel.

Yang menarik, Red Alert bekerja sama dengan aplikasi Yo untuk memberikan peringatan serangan yang akan datang. Jadi para pengguna aplikasi Yo yang mem-follow RedAlertIsrael dalam aplikasi ini akan mendapat peringatan setiap kali serangan udara terdeteksi masuk. 

Namun, beberapa ahli justru skeptis tentang manfaat aplikasi Yo. Pasalnya, aplikasi Yo ini hanya mengirimkan pesan singkat berisi kata 'Yo' ke pengguna perangkat mobile. Hanya itu saja. Meski dianggap aneh, sejak diluncurkan pada bulan April lalu, aplikasi ini telah diunduh sekitar 2 juta kali di seluruh dunia.

Menurut yang dilansir laman BBC, Jumat (11/7/2014), pembuat aplikasi Red Alert -- Ari Sprung dan Kobi Snir -- disinyalir menggandeng aplikasi Yo untuk memanfaatkan layanan push notification Yo, guna menjangkau seluruh warga yang mungkin berada di daerah yang berisiko terkena serangan.

Sementara itu menurut Times of Israel, notifikasi Yo ditujukan hanya sebagai pelengkap, yakni untuk melengkapi aplikasi Red Alert jika suatu waktu mengalami gangguan ketika ancaman datang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pro dan kontra

Pro dan kontra

Dvir Reznik, penasihat start-up di Israel mengatakan kepada BBC bahwa peringatan notifikasi Yo tampaknya masih setengah matang. "Jika saya beradar di satu sisi di Israel dan rudal jatuh jauh beberapa mil, peringatan Yo tidak banyak berguna bagi saya," katanya.

Namun menurutnya itu masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Ia menyarankan agar aplikasi ini diperbaiki lagi agar lebih bermanfaat seperti Red Alert.

Yaniv Feldman dari situs teknologi GeekTime di Israel juga mengatakan, aplikasi Yo adalah salah satu ide terbodoh yang pernah ada. Satu-satunya penggunaan yang bermanfaat dari aplikasi Yo dan Red Alert adalah meningkatkan kesadaran di antara orang-orang yang tidak berada di Israel.

Di lain sisi, Anouk Lorie -- pemimpin redaksi blog teknologi Israel NoCamels -- mengaku sedikit optimis dengan Red Alert. "Red Alert adalah aplikasi yang dapat menyelamatkan banyak jiwa warga Israel yang hanya memiliki 15 detik untuk mencari tempat berlindung dari puluhan roket yang datang menyerang," katanya.

Ada juga yang mengatakan bahwa peringatan Yo lewat ponsel akan lebih menyusahkan daripada mendengar bunyi peringatan sirine yang keras dari Red Alert.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini