Sukses

iPhone Disebut-sebut Membahayakan Keamanan Negara

Tayangan yang disiarkan oleh CCTV itu dinilai banyak pihak akan berdampak besar pada penjualan iPhone di pasar smartphone Tiongkok.

Liputan6.com, Beijing - Belum lama ini, stasiun berita televisi milik pemerintah Tiongkok, China Central Television (CCTV), dalam sebuah tayangan khusus melabeli iPhone sebagai 'ancaman bagi keamanan nasional'.

Menurut sejumlah ilmuwan asal Tiongkok, fitur pelacak lokasi pada sistem operasi iOS 7 bisa mencatat lokasi para pengguna iPhone dan menggunakannya untuk mengakses rahasia negara.

Tayangan yang disiarkan oleh CCTV itu dinilai banyak pihak akan berdampak besar pada penjualan iPhone di pasar smartphone Tiongkok. Menurut yang dilansir laman Wall Street Journal, sejauh ini Apple hanya mampu menguasai 6% pasar smartphone di Negeri Tirai Bambu.




Perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu tertinggal jauh dibandingkan para pesaingnya seperti Samsung (17,8%), Lenovo (11,4%), Coolpad (9,6%), bahkan 'anak kemarin sore' Xiaomi (8,3%).

Dengan adanya tayangan khusus yang memojokkan iPhone dari CCTV, besar kemungkinan hal tersebut akan berdampak buruk pada performa penjualannya. Pasalnya CCTV diketahui memiliki pengaruh sangat besar pada masyarakat Tiongkok.

Meski begitu, menurut perusahaan riset asal Tiongkok, Umeng, Apple masih menguasai pasar smartphone untuk segmen menengah ke atas dengan kisaran banderol di atas US$ 500. Umeng menyebutkan Apple masih menguasai 80% pasar di segmen ini.

Terhitung sejak awal tahun 2013 kemarin, produsen-produsen perangkat teknologi asal Amerika Serikat memang kurang diterima di pasar Tiongkok. Hal ini terjadi seiring dengan terungkapnya aksi spionase intelijen NSA yang dibeberkan oleh Edward Snowden.

Pemerintah Tiongkok yang terkenal protektif, secara otomatis memperketat perlindungan cyber yang membentengi data-data rahasia negaranya. Sebaliknya, AS pun sempat menuduh lima perwira militer Tiongkok yang diduga sebagai mata-mata cyber yang berusaha meretas sistem kemanan komputasi milik AS di Washington.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini