11 Fakta CEO Apple Tim Cook yang Tak Banyak Diketahui

Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple Tim Cook membuat pengakuan yang mencengangkan ke publik belum lama ini. Ia mengatakan bangga menjadi seorang gay. Pernyataan yang dilontarkan langsung oleh Cook tersebut dipublikasikan oleh harian Bloomberg Businessweek.

Langkah yang dilakukan Cook terbilang sangat berani dan berisiko, meski Cook sebenarnya sudah lama diketahui sebagai gay. Pasalnya ia adalah salah satu tokoh ternama di Silicon Valley. Dia menahkodai Apple, salah satu perusahaan teknologi bergengsi di dunia.  

Sosok Cook yang terkenal rupanya menarik perhatian sejumlah wartawan teknologi untuk mencari tahu tentang dirinya, termasuk Adam Lashinsky dari Fortune, yang menerbitkan buku berjudul "Inside Apple" pada tahun 2012.  

Berikut ini 11 fakta menarik tentang Cook yang tidak diketahui banyak orang, sebagaimana dilansir laman Business Insider. 

1. Cook adalah lulusan dari Teknik Industri dari Auburn University. Ia lahir di Robertsdale, Alabama.



2. Cook sering tidak dianggap sebagai pewaris kerajaan Steve Jobs oleh pihak luar. "Banyak yang percaya dia tidak akan pernah menjadi CEO," tulis Lashinsky dalam bukunya.

3. Sebelum bergabung dengan Apple, Cook pernah bekerja di IBM selama 16 tahun.

4. Dia memperoleh gelar MBA dari Duke University, di Durham, Carolina Utara, Amerika Serikat saat masih bekerja di IBM, dengan mengambil kelas malam.

5. Memberikan arahan dengan tenang.
Dalam sebuah pertemuan dengan para eksekutif terkait suatu masalah di Asia, Cook mengatakan bahwa seseorang seharusnya berada di China untuk menangani situasi tersebut. Setengah jam kemudian, ia berpaling ke salah satu eksekutif di ruangan dan berkata, "Mengapa kau masih di sini?". Eksekutif itu lalu meninggalkan pertemuan dan terbang ke China tanpa banyak bawa tas.

6. Cook bisa dibilang sangat hemat. Dia membeli sebuah rumah di Palo Alto senilai US $ 1,9 juta pada tahun 2010, yang menurut Lashinsky "sebagai tempat tinggal sederhana". Padahal saat itu kekayaan bersih Cook ada sekitar US$ 100 juta.