Sukses

Rusia Dilanda Krisis, Apple Kena Batunya

Tidak stabilnya kurs mata uang rubel (Rusia) memaksa Apple untuk menutup toko online Apple Store di Rusia.

Liputan6.com, Moskow - Perekonomian dunia terombang ambing akibat nilai tukar mata uang di sejumlah negara melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Dari berbagai faktor eksternal yang memicu gejolak tersebut, Rusia menjadi salah satu biang kerok karena fluktuasi ekstrim yang mereka alami.

Kondisi ini dilaporkan juga berdampak pada bisnis Apple. Tidak stabilnya kurs mata uang rubel (Rusia), ditambah dengan besarnya kenaikan suku bunga oleh bank sentral memaksa produsen iPhone tersebut untuk menutup toko online Apple Store di Rusia.

Dilansir laman Bloomberg, Jumat (19/12/2014), Apple telah mempublikasikan pernyataan resmi penghentian sementara Apple Store online di Rusia. Disebutkan bahwa kondisi ini adalah 'tindakan darurat' yang harus dilakukan hingga keadaan membaik.

Apple juga melayangkan permohonan maaf kepada para konsumennya di Rusia karena transaksi online harus dihentikan hingga waktu yang belum ditentukan. 

Gencatan senjata yang diluncurkan Rusia terhadap Ukraina beberapa waktu lalu menjadi ujung masalah dari keterpurukan ekonomi negeri yang dipimpin Vladimir Putin itu.

Kondisi tersebut diperparah anjloknya harga minyak dunia karena sebagian besar pendapatan Rusia dikontribusikan dari ekspor minyak mentah. (dhi/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini