Sukses

420 Juta Orang di Dunia Kecanduan Internet

Sebuah hasil studi baru dari Universitas Hong Kong menunjukkan tentang kecanduan internet saat ini dialami oleh ratusan penduduk dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah hasil studi baru dari Universitas Hong Kong menunjukkan tentang kecanduan internet yang saat ini dialami oleh ratusan juta penduduk dunia. Hasil studi itu mengungkapkan bahwa 6 persen dari populasi dunia kecanduan internet.

Populasi dunia saat ini diperkirakan sekira 7 miliar orang, dan 6 persen dari jumlah itu atau sekira 420 juta di antaranya kecanduan internet. Fakta lain dari studi ini adalah masih banyak orang yang belum pernah mengakses internet.

Studi ini diterbitkan dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking. Penelitinya bernama Cecilia Cheng.

"Kecanduan internet (IA) telah menjadi isu universal, tapi estimasi internasional mengenai IA sangat bervariasi. Meta-analisis multinasional ini bisa mengisi kesenjangan itu dengan memberikan estimasi global secara umum," demikian keterangan yang tertulis dalam abstrak studi tersebut, sebagaimana dilansir Business Insider.

Cheng dalam studinya mengatakan bahwa di era dunia maya, internet telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Di saat bersamaan, masyarakat di seluruh dunia menghadapi tantangan baru dari kenyamanan dan kebahagiaan yang diperoleh melalui penggunaan internet karena individu menjadi kecanduan online untuk memuaskan kebutuhan mereka.

"Bentuk ekstrem dari fenomena ini (penggunaan internet) adalah kecanduan internet, yaitu masalah kontrol impuls yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk menghalangi penggunaan internet dan berdampak buruk terhadap domain kehidupan utama seperti hubungan personal dan kesehatan fisik," ungkap Cheng.

Menurut sang peneliti, kencanduan internet pada umumnya dianggap sebagai gangguan perhatian karena kelainan saraf, dan disfungsi kognitif terkait dengan ekspresi kecanduan internet yang berhubungan dengan perilaku ketergantungan.

"Selain itu, IA kerap terjadi bersamaan dengan gangguan mental, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan depresi," jelas Cheng.

(din/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini