Sukses

`Korut Bukan Dalang Peretasan Sony Pictures!`

Pelopor produsen anti virus kenamaan, John McAfee, mengaku sudah mengetahui siapa hacker Sony Pictures yang sebenarnya.

Liputan6.com, Jakarta - Meski FBI bersikukuh mengaku telah memiliki segudang bukti yang menunjukkan bahwa Korea Utara adalah dalang di balik serangan cyber terhadap Sony Pictures, namun hingga kini bukti konkret tersebut belum dipaparkan secara gamblang pada publik.

Pihak Korut pun telah berkali-kali secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak terlibat kasus peretasan Sony Pictures. Sanggahan Korut itu baru-baru ini juga didukung oleh pelopor produsen anti virus kenamaan, John McAfee. 

Berbicara pada IB Times UK, McAfee mengklaim bahwa dirinya telah mengetahui siapa pelaku peretasan Sony Pictures yang sebenarnya. Dan menurut McAfee, Korut bukanlah pihak yang harus bertanggung jawab.

Lebih lanjut pria 69 tahun berkebangsaan Skotlandia itu bahkan mengaku telah beberapa kali melakukan komunikasi dengan pelaku sebenarnya.

"Saya bisa menjamin mereka (FBI) salah. Ini ada hubungannya dengan kelompok hacker -- namanya tidak akan saya sebutkan -- yang mengatasnamakan kebebasan publik dan menolak pembatasan di industri musik dan film," papar McAfee.

Menariknya, setelah melakukan komunikasi dengan kelompok hacker tersebut, McAffe mengaku setuju dengan alasan mereka meretas Sony Pictures. Sebab, McAfee setuju dengan pandangan kelompok hacker yang menganggap konten seni di industri musik dan film hanya dikuasai oleh pihak-pihak komersial.

"Mohon maaf, tapi saya juga tidak suka dengan apa yang terjadi (di industri musik dan film)," ungkap McAfee.

Sebelumnya direktur FBI James Comey sempat membeberkan sejumlah alasan kenapa pihaknya meyakini 100% bahwa Korut adalah pelaku peretasan Sony Pictures.

Comey menjelaskan, campur tangan Korut terdeteksi pihak FBI akibat kecorobohan kelompok hacker yang mengklaim bernama Guardian of Peace (GOP). Menurutnya, GOP sempat mengirimkan beberapa pesan ke sejumlah petinggi Sony Pictures melalui alamat IP dan server proxy yang bisa terlacak. Dan setelah ditelusuri, ternyata alamt IP dan server proxy yang digunakan adalalah jaringan internet eksklusif milik Korut.

Selain alamat IP dan server proxy yang berhasil terlacak, FBI sebelumnya juga telah mencurigai Korut karena jenis malware yang digunakan identik dengan kelompok hacker asal Korut.

"Saya pribadi memiliki keyakinan yang sangat tinggi atas keterlibatan Korut, seperti halnya seluruh komunitas intelijen lainnya," tegas Comey. (dhi/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini