Sukses

`Baik Buruknya Media Sosial Tergantung Pengguna`

Media sosial tidak sepenuhnya berdampak negatif, dan juga tidak sepenuhnya mampu memunculkan efek positif.

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial telah menjadi kebutuhan bagi kebanyakan orang. Entah bagaimana awalnya kegiatan saling berbagi informasi atau sekedar bergonta-ganti status di media sosial bisa menjadi begitu adiktif.

Apakah Anda termasuk orang yang kecanduan Facebook, Instagram, atau Twitter?

Empat orang wanita asal Australia mengikuti sebuah studi ketergantungan media sosial yang digelar oleh situs berita Herald Sun. Keempatnya mengaku sangat kecanduan media sosial dan mulai terasa memperngaruhi kehidupan mereka, termasuk karir dan kehidupan percintaan bersama pasangan.

Salah satu peserta bernama Natalie Trice berusia 40 tahun mengatakan, dalam sehari ia dapat menghabiskan waktu hingga lima jam untuk mengakses media sosial. Dan anehnya ia merasa tidak ada yang salah dengan hal itu, malahan ia terkadang merasa alokasi waktunya untuk bermedia sosial sangat terbatas.

"Ini hobi saya, ini merupakan sesuatu yang saya selalu lakukan di rumah," kata Trice.

Namun begitu, Trice tak menyangkal jika kegiatan bermedia sosialnya kerap memicu pertengkaran di dalam rumah tangga. Suaminya selalu protes karena Trice acuh tak acuh dengan kehidupan nyata. Terlebih jika Trice mengumbar berbagai masalah rumah tangga di media sosial, suaminya akan sangat marah.

"Saya punya 550 teman di Facebook. akan tetapi di dunia nyata saya hanya punya sekitar enam teman baik," ungkap Trice.

Berbeda dengan Trice, Emily Bryce-Perkins, seorang wanita karir berusia 29 tahun ini justru mampu medapatkan efek positif dari kecanduannya terhadap media sosial. Emily yang bekerja sebagai humas (hubungan masyarakat) mengklaim bahwa Twitter dan Facebook memudahkannya untuk terus berhubungan dengan para klien dan memantau informasi terkini.

"Setiap ada berita baru yang menarik, dengan media sosial saya bisa mengaksesnya secara real time. Selain itu, jika Anda bisa menggunakan, Twitter misalnya, dengan benar, Anda dapat benar-benar berguna baik secara sosial maupun profesional," ujar Emily.

Kasus kecanduan media sosial yang dialami Trice dan Emily jelas seperti dua sisi mata uang yang sangat berbeda. Di satu sisi Trice merasakan dampak negatif, sementara Emily mampu memanfaatkan media sosial dengan baik dan mendapatkan dampak positif.

Ini artinya, media sosial tidak sepenuhnya berdampak negatif, dan juga tidak sepenuhnya mampu memunculkan efek positif. Semuanya bergantung pada sang pengguna yang menggunakannya. (dhi/dew)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.