Sukses

Google: Cari Karyawan Itu Sulit!

Bukan sekedar urusan teknis, Google juga mencari pekerja yang mampu melebur dengan budaya kerja Google.

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit orang yang bercita-cita untuk bisa bekerja di Google. Bagimana tidak, dalam hampir semua survei terkait tempat kerja terbaik, Google selalu menempati posisi teratas. 

Tentunya bukan tanpa alasan Google menjadi tempat kerja idaman banyak orang. Perusahaan yang didirikan oleh duet Larry Page dan Sergei Brin itu memberikan gaji yang besarnya di atas rata-rata, potensi pertumbuhan harga saham, suasana dan ruang kantor yang menyenangkan, serta serangkaian tunjangan yang menggiurkan.

Namun begitu, menjadi bagian dari Google bukanlah sesuatu yang mudah. Terdapat serangkaian tes yang harus dilalui. Pun begitu, seorang pintar yang ahli di bidangnya dan lolos tes tak serta-merta akan langsung diterima menjadi karyawan Google. Ada sejumlah kriteria lain yang dipertimbangkan, hal ini menyangkut masalah psikologis dan kreativitas sang calon karyawan.

Google memang cukup rewel dalam memilah calon karyawannya. Kondisi ini membuat pertumbuhan jumlah pekerja Google sangat lambat. Analis Carlos Kirjner dari Bernstein Research bahkan mengatakan bahwa Google seharusnya memiliki jumlah karyawan yang jauh lebih besar dibanding yang mereka miliki saat ini.

Kirjner memberi contoh, Google memperkerjakan sekitar 2.000 karyawan baru di seluruh dunia pada kuartal keempat tahun 2014 kemarin. Jumlah tersebut naik 22% dari 1.700 karyawan baru yang mereka terima pada periode yang sama 2013 lalu.

Meski naik, namun Kirjner menilai bahwa Google seharusnya dapat memperkerjakan lebih banyak karyawan baru, mengingat mereka memiliki segudang proyek yang harus segera digarap dalam periode beberapa tahun ke depan. Di kuartal keempat tahun 2014, Kirjner mengkalkulasi idealnya Google memperkerjakan sekitar 3.000 karyawan baru, bukan 2.000.

Lalu mengapa Google tidak memperkerjakan banyak karyawan baru seperti yang seharusnya dilakukan?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jawaban Google

CFO Google Patrick Pichette menjelaskan, mencari karyawan yang sesuai dengan standar persyaratan perusahaannya tidaklah mudah, terutama untuk posisi pimpinan. Untuk urusan kemampuan teknis, mungkin banyak orang yang mampu memenuhi syarat, tapi bukan hanya itu yang diperlukan. Penyesuaian sang calon karyawan dengan budaya kerja Google pun menjadi faktor terpenting yang sangat diperhitungkan.

"Memang ada beberapa orang yang secara alamiah dapat langsung menyatu dengan budaya Google. Kami merasa sangat penting untuk terus mempertahankan budaya kerja kami. Saya rasa tidak ada gunanya membawa 5.000 orang baru, namun mereka tidak benar-benar bisa menyatu dengan tim dan saling bekerja sama," ujar Pichette seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Senin (2/2/2015).

Pichette juga menyebutkan, perusahaannya selalu membuat daftar kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan. Dari situ akan dipertimbangkan berapa banyak karyawan baru yang harus diperkerjakan. Setelah itu barulah proses penemuan karyawan yang tepat dimulai.

"Ini adalah bagian tersulit, apakah kita akan menemukan orang-orang yang tepat? Kami harus memastikan keseimbangan bahwa karyawan yang baru mampu menyesuaikan ritme dan budaya kerja yang sudah melekat pada karyawan lama," lanjut Pichette.

Google sendiri saat ini tercatat memiliki total jumlah karyawan di berbagai penjuru dunia sebanyak 53.600 orang. Jumlah tersebut meningkat dari yang awalnya berjumlah 47.756 orang di akhir tahun 2013 lalu.

(dhi/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.