Sukses

Film di Festival Film Sundance Ini Direkam dengan iPhone

Film yang dibuat menggunakan iPhone 5S, berhasil menarik perhatian di Festival Film Sundance 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Tangerine adalah salah satu film yang menarik perhatian di Festival Film Sundance 2015. Di luar alur cerita, ada hal menarik lain dari film ini yaitu proses pembuatannya yang ternyata menggunakan iPhone 5S. 

Sebenarnya Tangerine bukan satu-satunya film yang direkam menggunakan iPhone. Namun ini adalah film pertama di Festival Film Sundance yang dibuat menggunakan perangkat Apple tersebut. 

Pemilihan iPhone bukan tanpa alasan. Sutradara dan penulis skenario indie, Sean Baker, tidak memiliki banyak dana sehingga harus berhemat dan iPhone dinilai menjadi jalan keluar yang tepat.

Untuk membuat film ini ada empat hal yang dibutuhkan. Pertama tentu saja iPhone untuk merekam, Baker dan timnya menggunakan tiga iPhone.

Hal kedua yang dibutuhkan adalah sebuah aplikasi seharga US$ 8 bernama Filmic Pro, untuk mengontrol fokus, aperture, dan suhu warna. Ketiga adalah Steadicam (alat bantu kamera), untuk menjaga rekaman video stabil atau tidak goyang.

"Karena ponsel itu sangat ringan dan kecil, maka jika ditangan manusia tidak peduli seberapa stabil kita, pasti akan goyang. Sehingga hasilnya tidak akan bagus. Karena itu, kita membutuhkan Steadicam untuk menstabilkan," jelas Baker, seperti dilansir Business Insider, Senin (2/2/2015).



Hal terakhir yang dibutuhkan adalah satu set lensa adapter Anamorphic yang melekat di iPhone. Lensa ini adalah produk prototype dari Moondog Labs, menurut Baker, alat ini sangat penting untuk membuat Tangerine tampak seperti direkam dalam layar besar.

"Sejujurnya, saya tidak bisa membuat film tanpa ini (Anamorphic). Ini benar-benar menghasilkan level sinematik," sambungnya.

Seperti film lainnya, Tangerine juga menjalani pasca-produksi. Salah satu bintang Tangerine, James Ransone, mengatakan bahwa salah satu kunci dari film ini adalah tim yang sudah berpengalaman dalam membuat film.

"Anda tentu harus tahu bagaimana cara pengeditan, begitu juga soal audio dan kamera. Kita memang masih bisa membuat film indah dengan anggaran hemat, tapi kita juga harus tahu soal pembuatan film," jelas Ransone.

Tangerine sendiri mengisahkan tentang perjalanan seorang transgender Pekerja Seks Komersial (PSK), Sin-Dee, bersama temannya Alexander, di Los Angeles.

(din/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.