Sukses

Tips Agar Anak Aman di Media Sosial

Sudah bukan lagi rahasia, sejumlah orangtua mengizinkan anak mereka yang masih kecil menggunakan media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah bukan lagi rahasia, sejumlah orangtua mengizinkan anak mereka yang masih kecil menggunakan internet, termasuk media sosial. Namun sayangnya, hal itu tidak diiringi dengan pengetahuan yang cukup mengenai keamanan internet.

Sejumlah pakar mengatakan bahwa orangtua harus meningkatkan pengetahuan tentang teknologi dan media sosial untuk melindungi anak-anak mereka dari risiko.

Anak-anak bisa menjadi sasaran konten yang tidak pantas, korban cyberbullying atau menjadi incaran predator dan penguntit. Karena itu dibutuhkan pengawasan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Orangtua harus secara aktif membantu anak-anak mereka agar tetap aman saat online. Sebaiknya orangtua mempelajari tentang teknologi dan media sosial dengan anak-anak mereka, dan mendiskusikannya secara terbuka adalah cara terbaik untuk tetap aman," ungkap Executive Director of NetSafe, Martin Cocker. 

NetSafe sebagai organisasi non-profit berbagi sejumlah tips mengenai keamanan media sosial yang dapat diikuti oleh para orangtua dan anak-anak, sebagaimana dikutip dari The New Zealand Herald, Sabtu (21/2/2015).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Lakukan pengawasan

Orangtua dan anak-anak harus mempelajari soal teknologi secara bersama. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah menyusun rencana pemantauan dan bagaimana bersikap di dunia maya.

Orangtua juga harus mencari tahu lebih lanjut mengenai layanan seperti Facebook dan Instagram.

Selain itu, orangtua seharusnya tidak mengizinkan anak mereka yang masih di bawah persyaratan usia minimum mendaftar di situs jejaring sosial. Informasi mengenai persyaratan jejaring sosial bisa dilihat langsung di website bersangkutan.

3 dari 5 halaman

2. Ingatkan untuk menjaga sikap

Orangtua harus mengajarkan anak-anak untuk menghormati orang lain ketika menggunakan media sosial, termasuk mengenai postingan dan komentar.

Orangtua bisa memberitahu anak-anak mereka untuk memeriksa berbagai hal sebelum men-share foto orang lain di media sosial. Ingatkan mereka untuk tidak mempublikasikan konten yang dapat merugikan orang lain.

4 dari 5 halaman

3. Jangan umbar informasi peribadi

Aktivitas online dapat menjadi jejak digital permanen kehidupan seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi reputasi seseorang, terlebih lagi informasi tidak mudah dihapus jika telah tersebar luas.

Karena itu sebaiknya jangan mengumbar banyak informasi pribadi. Hal ini juga dapat mengurangi risiko pencurian identitas. Anak-anak harus menahan diri untuk tidak mem-posting informasi pribadi yang sensitif di ranah maya, seperti nomor telepon atau alamat rumah.

Orangtua harus memeriksa bahwa informasi pribadi anak-anak mereka tidak dicantumkan di wilayah 'publik' internet. Selain itu, juga mendorong anak-anak untuk menggunakan pengaturan privasi sebaik mungkin dan memahami bahaya jika berbagi terlalu banyak informasi pribadi kepada orang lain.

Sebaiknya orangtua juga menggali informasi tentang fitur keamanan, termasuk enkripsi dan layanan keamanan lain seperti PIN di smartphone.

5 dari 5 halaman

4. Waspadai penjahat cyber

Anak-anak harus waspada sebelum menerima permintaan pertemanan di media sosial. Terlebih lagi, berpura-pura menjadi orang lain sangat mudah dilakukan di internet.

Orangtua harus mengingatkan anak-anak untuk tidak berinteraksi dengan orang asing dan bertemu dengan teman online di dunia nyata, kecuali didampingi oleh orang dewasa yang dikenal.

Orangtua juga harus memberitahu anak-anak dan membiarkan mereka tahu tentang bullying (penindasan) di internet. Selain itu, orangtua harus mencegah anak-anak terlibat dalam aksi bullying dan tidak menjadi korbannya.

(din/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.