Sukses

Nyetir Sambil SMS Sama Candunya Dengan Perokok Berat

Sama seperti perokok berat, pengemudi yang menyetir sambil mengetik SMS sebenarnya tahu bahwa aktivitasitu berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta - Sama seperti perokok berat, pengemudi yang menyetir sambil mengetik SMS sebenarnya tahu bahwa aktivitas yang mereka lakukan itu berbahaya. Akan tetapi, kebiasaan buruk itu sangat sulit untuk dihentikan.

Dalam sebuah studi terbaru, 18% dari pengemudi mengatakan bahwa mereka "tidak bisa menahan keinginannya" untuk mengirim atau memeriksa pesan saat mengemudi. 

USA Today melaporkan, 17% dari mereka yang berusia 18 - 34 tahun, mengaku bahwa mereka kerap mengirimkan SMS saat mengemudi. Sementara itu, 7% dari mereka yang berusia 35 - 54 tahun mengaku demikian.

Survei tersebut melibatkan 904 pengemudi yang menunjukkan bahwa secara naluri sebenarnya mereka menolak untuk mengetik SMS saat mengemudi.

"Banyak orang mengakui bahwa menyetir sambil ber-SMS merupakan aktivitas berbahaya, tapi perilaku itu sulit untuk dihentikan," kata Jeff Cole, pendiri dan direktur University of Southern California Annenberg Center yang bertanggung jawab dalam pengembangan Future Digital.

Mengutip laman Time, Minggu (15/3/2015), dalam penelitian ini Cole bekerja sama dengan perusahaan konsultan asal Amerika Serikat, Bovitz Inc.

Secara keseluruhan, 87% responden mengaku bahwa mengetik SMS atau memeriksa e-mail via smartphone saat mengemudi itu berbahaya. Sebagai informasi, saat ini ada 44 negara yang melarang aktivitas SMS saat mengemudi.

(isk/dhi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.