Sukses

Pakai Kartu SIM Gemalto, Operator Pastikan Tidak Disadap

Meski tiga dari empat operator Indonesia mengaku menggunakan produk Gemalto, mereka mengklaim tidak ada penyadapan pada kartu SIM.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Regulasi Telekomunikasi Informatika (BRTI) sudah mengantongi hasil investigasi internal terkait dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Nation Security Agency (NSA) dan Government Communication Headquarter (GCHQ) melalui produk kartu SIM besutan Gemalto N.V.

Meski empat dari lima operator Indonesia mengaku menggunakan produk Gemalto, mereka mengklaim tidak ada penyadapan pada kartu SIM.

Sampai dengan pekan kedua Maret 2015, lima penyelenggara jaringan seluler yang telah melaporkan hasil investigasi kepada BRTI adalah PT. Hutchison 3 Indonesia (Tri), PT. XL Axiata (XL), PT. Indosat, PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, dan PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Mereka telah melaporkan hasil investigasi internal dan menyatakan tidak menemukan adanya kebocoran pada kartu SIM miliknya. Para operator juga menjamin bahwa penyedia kartu SIM yang digunakan telah memenuhi GSM Security Standard. 

"XL, H3i (Tri), Telkomsel, dan Indosat pakai produk Gemalto, tapi sesuai laporan investigasi di internal semua operator selular ini tidak ditemukan adanya kebocoran kartu SIM sebagaimana diduga," jelas Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Ismail Cawidu di Jakarta, Selasa (17/3/2015).

Mengingat isu penyadapan bukan lagi berita baru, Kementerian Kominfo menghimbau para operator seluler untuk menggunakan produk dalam negeri. Kementerian Kominfo, kata Cawidu, sedikit demi sedikit akan meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk perangkat elektronik.

"Guna mengantisipasi terulangnya isu-isu seperti ini, maka ke depan kami berharap operator seluler akan menggunakan produk dalam negeri. Sejauh ini kita sudah mulai mengatur TKDN perangkat sejak era 3G, sedikit demi sedikit akan ditingkatkan," tuturnya.

Namun untuk kasus penyadapan saat ini, Ismail memastikan pemerintah tidak akan berpangku tangan meski para operator sudah memberikan hasil investigasi internal mereka.

"Evaluasi akan terus dilakukan. Tidak menutup kemungkinan juga akan dibentuk tim atau satgas (satuan tugas) pengawasan," ungkap Ismail.

Ini bukan kali pertama Indonesia dikabarkan menjadi korban penyadapan. Nama Gemalto sendiri menyeruak menyusul laporan bahwa produsen kartu SIM terbesar di dunia itu dilaporkan menjadi korban penyusupan NSA dan GCHQ.

Perusahaan asal Belanda ini menjadi pemasok untuk sejumlah operator seluler kenamaan termasuk Verizon, AT & T, T-Mobile, Sprint, serta 450 operator seluler lainnya di berbagai penjuru dunia.

(din/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.