Sukses

Inilah Tantangan Perempuan di Dunia Teknologi

Kendati dunia teknologi masih didominasi laki-laki, perempuan memiliki peluang besar untuk bekerja dalam industri teknologi.

Liputan6.com, Jakarta - Langkanya ketertarikan perempuan terhadap dunia teknologi sudah menjadi rahasia umum. Padahal ada peluang kerja besar dalam industri tersebut, mulai dari perusahaan umum, startup hingga membuka usaha sendiri.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI), Mirna Adriani, mengakui bahwa masih ada ketimpangan antara perempuan dan laki-laki dalam dunia teknologi. Kurangnya ketertarikan perempuan salah satunya disebabkan persepsi yang selama ini sudah kadung menjalar yaitu ilmu komputer itu sulit dan tidak cocok untuk perempuan.

Mirna pun tak menampik kebenaran anggapan tersebut. Namun menurutnya selama ada ketertarikan dan usaha maka semuanya bisa dijalani. Sulitnya mempelajari ilmu komputer juga pernah ia jalani.

"Pengalaman saya waktu sekolah, ilmu komputer itu memang susah. Kita harus bergadang, coding, menulis program dan pasti menyita banyak waktu. Tapi semuanya dijalani dan akhirnya bisa," tuturnya saat ditemui dalam acara Twitter Media Roundtable di Shangri-La Hotel, Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Ia pun menekankan pentingnya bidang Teknologi Informasi (TI) dan memiliki peluang kerja yang sangat luas. "Teknologi itu ada di dalam semua bidang dan masa depannya sangat baik. Lapangan pekerjaan juga sangat luas tidak hanya di kantor, tapi bisa membangun atau bekerja di startup. Kita ingin bidang TI tidak hanya digeluti oleh laki-laki, tapi juga perempuan," sambungnya.

Karena itu dia berharap minat perempuan terhadap teknologi bisa meningkat dan bisa dimulai dari sekolah dan keluarga. Menurutnya, saat ini tidak akan terlalu sulit mengenalkan teknologi karena anak-anak umur 3-5 tahun sudah mulai memegang gadget dan bermain game. Game ternyata menjadi salah satu alasan ketertarikan perempuan terhadap teknologi.

Namun sayangnya pendidikan soal komputer juga belum seimbang di seluruh wilayah Indonesia. Untuk Jakarta dan kota-kota besar lainnya, beberapa sekolah sudah mulai mengajarkan soal pemrograman. Sedangkan di daerah belum segencar kota-kota besar tersebut.

"Jadi antar sekolah juga masih ada gap. Di luar kota-kota besar seharusnya ada kelas khusus TI, sehingga begitu lulus mereka jadi terbiasa," jelas Mirna.

Fasilkom UI, katanya, juga telah melakukan serangkaian upaya untuk mendorong minat perempuan terhadap dunia teknologi. Salah satunya melalui program beasiswa yang bekerjasama dengan Twitter, #Twitter4WaniTek. Ini adalah program beasiswa untuk 5 mahasiswi tahun ke dua yang diberikan selama tiga tahun ke depan.

(din/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.