Sukses

Adopsi Internet Indonesia Paling Rendah se-Asia Tenggara

Fakta adopsi internet Indonesia yang paling rendah terungkap berdasarkan laporan kelompok industri Internet Society.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia boleh menjadi negara paling besar di Asia Tenggara dengan populasi 240 jutaan penduduk. Tapi untuk urusan adopsi teknologi, negara ini terbilang paling lambat. Misalnya saja di bidang adopsi internet yang masuk kategori paling rendah.

Fakta adopsi internet Indonesia yang paling rendah terungkap berdasarkan laporan kelompok industri Internet Society. Dalam laporan itu terbukti masyarakat di negara paling besar di Asia Tenggara ini masih banyak yang belum mengakses internet.

Dikutip dari laman resmi Internet Society, riset tersebut mengkategorikan negara pengadopsi internet dalam tiga kelompok. Pertama negara dengan 60% penduduk mengakses internet, kedua negara dengan adopsi internet antara 25-60%, dan kelompok ketiga ialah negara yang adopsi internet masyarakatnya belum sampai 25%.

Di kelompok pertama ada Singapura (73%), Malaysia (67%), dan Brunei (65%). Sedangkan di kelompok kedua dengan level penetrasi 25-60% ialah Vietnam (44%), Filipina (37%), dan Thailand (29%).

Indonesia ternyata masuk dalam kelompok terendah dengan penetrasi internet penduduknya hanya 16%. Di kelompok ini ada pula Laos (16%), Kamboja (6%), dan Myanmar (1%).

Menurut Direktur Regional Internet Society untuk Asia-Pasifik Rajnesh Singh ada beberapa alasan yang menyebabkan Indonesia menjadi negara yang masuk di kategori paling rendah soal adopsi internet di Asia Tenggara.

Tingkat ekonomi dan jumlah kelas menengah di Indonesia memang terus berkembang pesat. Akan tetapi, Indonesia sebagai negara dengan kepulauan besar belum memiliki infrastruktur yang cukup memadai.

Singh menyebutkan adopsi perangkat smartphone yang kian tinggi di Indonesia bisa jadi faktor pemicu meningkatnya jumlah pengguna internet. Ia menuturkan tingginya adopsi smartphone bakal membuat tren penggunaan makin mudah bahkan tanpa perlu komputer.

“Ada prediksi bahwa 40% perangkat mobile di Indonesia adalah smartphone pada tahun ini. Jadi, Indonesia kian dekat dalam menangani salah satu masalah penghambat adopsi internet yang ada sekarang ini,” ungkap Singh.

(den/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini