Sukses

Tekan Bandwidth Internasional, Kemkominfo Siapkan Rp 50 Milyar

Menkominfo menyebutkan bahwa bandwidth internasional bisa menghabiskan uang hingga ratusan milyar rupiah setiap tahunnya.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bisa dibilang sebagai negara yang mulai tumbuh soal penggunaan internetnya. Namun, sebagian besar akses internet yang dilakukan pengguna asal Indonesia ditujukan ke situs beralamat .com yang memakai bandwidth internasional.

Penggunaan akses bandwidth internasional itu disebutkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara sebagai sebuah pemborosan. Ia menyebutkan bahwa bandwidth internasional bisa menghabiskan uang hingga ratusan miliar rupiah setiap tahunnya.

Demi menekan angka penggunaan bandwidth internasional yang tinggi, ia berencana mengalokasikan dana sebesar Rp 50 milyar untuk mendukung program sejuta domain web.id. Menkominfo menyebutkan dana itu lebih efisien bagi negara dalam mengembangkan penggunaan internet.

"Rp 50 milyar itu kecil, dibanding mereka bayar bandwidth internasional itu bisa ratusan milyar. Kualitas lebih bagus, kecepatan lebih bagus," ujar Rudiantara di Kantor Kemenkominfo, Jakarta.

Ia memaparkan, ‎dana Rp 50 milyar itu rencananya bakal dialokasikan dari anggaran KemenKominfo tahun 2016. Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk pembelian sejuta domain .id yang akan dibagikan secara gratis agar pemilik situs mau pindah dari domain .com.

"Daripada cuma promosi satu minggu gratis, nggak ada gregetnya. Tahun depan mau nggak kalau kita berikan sejuta domain .id gratis," papar menteri yang akrab disapa Chief RA tersebut kepada awak media.

Tiap domain berakhiran .co.id secara normal dipasarkan dengan tarif Rp 100 ribu. Sedangkan para peminat domain .id harus rela membayar dengan tarif yang lebih mahal, Rp 500 ribu tiap domainnya.

Meski begitu, Rudiantara meyakini pihaknya akan mendapat harga khusus bila melakukan pembelian dalam jumlah besar. Ia berharap akan diberi tarif sekitar Rp 50 ribu per domain atau total Rp 50 milyar untuk sejuta domain.

(den/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.