Sukses

Menkominfo: 5 Tahun Lagi Hanya Ada 4 Operator Seluler

Menkominfo berharap jumlah operator seluler di Indonesia bisa berkurang menjadi 3 atau 4 dalam lima tahun ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, terus mengupayakan efisiensi industri di bawah naungan kementeriannya. Secara khusus untuk efisiensi dalam bidang telekomunikasi, dia berharap jumlah operator seluler di Indonesia bisa berkurang dari 7 menjadi 3 atau 4 dalam lima tahun ke depan.

Saat ini Indonesia memiliki 7 operator seluler yaitu PT. Hutchison 3 Indonesia (Tri), PT. XL Axiata (XL), PT. Indosat (Indosat), PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria), PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT. Smartfren dan PT. Bakrie Telecom. Kendati demikian, ia tak tahu operator seluler apa saja yang nantinya akan mengakuisisi, diakuisisi, atau melakukan merger.

Rudiantara mengatakan, efisiensi di bidang telekomunikasi bisa dengan infrastruktur sharing hingga kemungkinan terjadinya konsolidasi, merger atau akuisisi. Pemerintah menjami akan memfasilitasinya karena ini akan membuat industri semakin efisien.

"Untuk merger atau akuisisi, khususnya operator seluler, dari 7 mudah-mudahan bisa menjadi 3-4 operator dalam 5 tahun ini," jelas Rudiantara saat ditemui usai pemaparan Rencana Strategi Kementerian Kominfo, Jakarta.

Ia pun menegaskan bahwa dengan semakin 'rampingnya' operator seluler, maka secara teori skala ekonomi industri tersebut akan turut naik. Karena itu, efisiensinya tidak hanya terhadap industri, tapi juga operator seluler itu sendiri.

"Soal apakah ada insentif dari pemerintah nantinya, jangan hanya dilihat dari sudut pandang itu saja. Tapi juga efek baiknya untuk industri atau operator itu sendiri," sambungnya.

Jumlah operator seluler Indonesia sendiri mulai mengalami penurunan, setelah XL secara resmi mengakuisisi Axis pada tahun lalu. Kemudian pada Februari 2015, beredar kabar bahwa Indosat berencana mengakuisisi Tri. Namun saat dikonfirmasi, Group Head Corporate Communication Indosat, Fuad Fachroeddin, menyebut laporan tersebut hanya rumor belaka.

(din/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini