Sukses

Pabrik Ponsel Haier Indonesia Mulai Beroperasi Bulan Depan

Pabrik perakitan dan pengemasan ponsel milik Haier di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, mulai beroperasi bulan depan.

Liputan6.com, Qingdao - Perusahaan elektronik asal Tiongkok, Haier, kian menegaskan langkahnya di pasar Tanah Air dengan membuka pabrik perakitan dan pengemasan ponsel. Pabrik yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, itu mulai beroperasi pada bulan depan.

Country Manager Handphone Haier Indonesia, Kevin Jap, mengungkapkan pendirian pabrik ponsel ini merupakan salah satu upaya perusahaan memenuhi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) perangkat 4G yang rencananya akan diterapkan oleh pemerintah pada 2017. Ia yakin perangkat 4G yang diproduksi oleh Haier hingga akhir tahun ini akan bisa menyentuh angka 30 persen.

"Saat ini untuk TKDN kami sudah 28,8 persen, tapi kami yakin bisa memenuhi persentase TKDN yang nantinya ditentukan oleh pemerintah. Sebelum akhir tahun kami akan lebih mengembangkan R&D (Riset dan Pengembangan) di Indonesia, termasuk pengujian produk di Indonesia dan pengembangan software, jadi tingkat TKDN bisa lebih tinggi," jelas Kevin di kantor pusat Haier, Qingdao, Tiongkok yang turut dihadiri tim Tekno Liputan6.com.

Untuk tahap awal, pabrik Haier ini akan memproduksi dua tipe smartphone dan satu tipe modem router 4G LTE Smartfren. Adapun untuk investasi pembangunan pabrik, Haier mengucurkan dana lebih dari US$ 1 Juta. Jumlahnya diperkirakan bisa bertambah seiring dengan perkembangan kebutuhan pabrik nantinya.

"Investasi (US$ 1 juta) itu tidak termasuk sewa tempat karena pakai punya Sanyo yang kita dekorasi ulang lagi, tapi nilai investasinya bisa saja bertambah ke depannya," kata Kevin.

Proses pembangunan pabrik ini memakan waktu satu tahun. Pihak Haier pun sudah sejak tahun lalu memastikan komitmen perusahaan untuk memenuhi aturan TKDN.

Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah merancang aturan TKDN yang salah satunya bertujuan menekan defisit neraca perdagangan. Pasalnya, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah penyumbang defisit transaksi perdagangan terbesar kedua di Indonesia.

(din/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.