Sukses

Smartphone 4G Buatan Indonesia Ini Diklaim Sekualitas Jepang

Proses pembuatan smartphone 4G ini diklaim memiliki kualitas yang sama dengan pabrikan Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Proses pembuatan smartphone 4G perdana Andromax yang dilakukan oleh Haier Electrical Appliance Indonesia diklaim memiliki kualitas yang sama dengan pabrikan Jepang. Hal itu diakui oleh Director Haier Electrical Appliance Indonesia, Nakase Shinichi.

"Dari segi kualitas produksi sudah standar Jepang. Karyawan kami sangat teliti dan prinsipnya adalah kami sudah mengadopsi sistem manajemen ala Jepang, jadi kualitasnya ya Jepang," ujar Nakase.

Untuk memastikan bahwa setiap smartphone yang diproduksi dapat berfungsi dengan baik, sejumlah komponen yang digunakan telah melalui tahap quality control yang ketat. Bukan itu saja, untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan kerja para karyawan, pihaknya juga telah melakukan pelatihan kerja/ training.

Perakitan smartphone buatan Indonesia di pabrik smartphone Haier Cikarang (Iskandar/Liputan6.com)

Mengenai nilai investasi di lini bisnis smartphone, Nakase mengaku perusahaannya telah menggelontorkan dana sekitar US$ 800 ribu atau sekira Rp 10 milyar. Ditambah dengan investasi pelatihan karyawan sebesar Rp 30 juta per 3 bulan.

Sementara ini Haier baru menerima pesanan untuk membuat smartphone dari Smartfren. Guna memenuhi permintaan pasar, Haier mengaku sanggup memproduksi 125 ribu unit smartphone 4G dalam sebulan.

"Pada kapasitas awal, kami bisa memproduksi 50 ribu smartphone per bulan dengan 2 line assembling dan 1 packing line dalam durasi 8 jam sehari," kata Surachman, Business Planning Manager Haier Electrical Appliances Indonesia.

Akan tetapi, lanjut Surachman, lini smartphone Haier mampu menampung maksimal 5 assembling dengan 3 packing line. Dengan fasilitas ini, pihaknya mengaku dapat memproduksi 125 ribu unit smartphone per bulan.

Perakitan Smartphone 4G Buatan Indonesia di Haier Electrical Appliances Indonesia, Cikarang (Iskandar/Liputan6.com) 

Ia memaparkan, pabrik Haier sendiri sudah melakukan aktivitas produksi perangkat elektronik rumah tangga sejak Maret 2012 setelah mengakuisisi Sanyo Indonesia. Sementara untuk produksi smartphone sudah berjalan beberapa bulan ini.

Pabrik dengan luas keseluruhan 8,2 hektar dan luas bangunan 5,3 hektar ini tercatat telah memiliki karyawan lokal sebanyak 1138 orang dan 2 karyawan dari Jepang.

(isk/dhi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.