Sukses

Ngeri, Begini Cara Hacker Perdaya Korban via Email

Satu-satunya cara untuk mencegah hal ini adalah mengubah perilaku pengguna.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil penelitian terkini yang dirilis FireEye membuktikan bagaimana lemahnya sistem pertahanan cyber negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

FireEye menyebutkan bahwa hacker yang disponsori pemerintah China telah menjalankan operasi spionase cyber "APT 30" selama 10 tahun di Tanah Air. Akibatnya, berbagai data penting dan rahasia milik lembaga pemerintah, perbankan, hingga perusahaan-perusahaan swasta terancam dikuasai pihak asing.

Lalu bagaimana caranya hacker dapat dengan mudah menyusup ke dalam jaringan internet para pengguna di Indonesia?

CTO FireEye Asia Pasifik, Bryce Boland menjelaskan, "Hacker dapat dengan mudah menyusup melalui link ataupun atachment yang dikirimkan via email. Pengguna yang meng-klik link atau mengunduh file yang disematkan di dalam email dapat langsung terinfeksi malware yang ditujukan untuk mencuri data-data pribadi."

Ia memberi contoh, misalnya Anda mendapatkan email palsu yang mengaku dari teman lama, seseorang yang pernah ditemui di sebuah acara, atau bahkan email resmi dari suatu lembaga tertentu. Lalu ketika membuka email itu terdapat link ataupun file yang mesti diunduh. Nah, pada saat pengguna meng-klik link atau mengunduh file tersebut, maka secara otomatis komputer Anda sudah terinfeksi malware dan dikuasi oleh hacker.

Pada kesempatan konferensi pers FireEye yang berlangsung hari ini, Kamis (28/5/2015), Boland pun mempraktekkan bagaimana cara kerja hacker menebar malware via email.

Ternyata setelah pengguna meng-klik link atau mengunduh file yang disertakan hacker pada email, secara realtime hacker langsung dapat mengakses komputer korban. Berbagai macam hal yang ada di komputer korban dapat ditampilkan di layar monitor hacker.

"Satu-satunya cara untuk mencegah hal ini adalah mengubah perilaku pengguna. Ya, ini semua hanya tentang 'jangan sembarangan meng-klik link yang ada di email Anda'," tegas Boland.

(dhi/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.