Sukses

3 Fenomena Kiamat Internet yang Bikin Heboh

Apa jadinya jika sistem komputasi dan internet mengalami kebuntuan?

Liputan6.com, Jakarta - Di era modern seperti sekarang ini, semua kegiatan manusia pada umumnya sangat bergantung pada kelangsungan dukungan sistem komputasi dan internet. Hampir segala lini kehidupan, mulai dari kebutuhan pekerjaan, hiburan, hingga kebutuhan mendasar lainnya dimudahkan berkat campur tangan teknologi.

Lalu, apa jadinya jika sistem komputasi dan internet mengalami kebuntuan? Tentunya kondisi tersebut akan terasa seperti "kiamat kecil" bagi kita semua.

Hari ini, Selasa 30 Juni 2015, diyakini sebagai salah satu momen yang sangat krusial bagi kelangsungan sistem komputasi dan internet. Sebab, menurut para ilmuwan durasi waktu pada hari Selasa 30 Juni 2015 akan lebih lama 1 detik dibandingkan hari-hari lainnya, atau yang disebut dengan lompatan detik kabisat kedua (leap second).

Kondisi tersebut ditengarai bakal mempengaruhi penghitungan waktu pada sistem komputasi dan mempengaruhi pola operasional internet. Oleh karena itu, tak sedikit yang mengandaikan bahwa hari ini akan terjadi "kiamat internet".

Fenomena "kiamat internet" atau "kiamat komputer" sebenarnya bukan saja terjadi kali ini. Di tahun 2000, kejadian yang hampir serupa pernah terjadi. Malahan, di 2038 mendatang, diprediksi bakal terjadi "kiamat internet" atau "kiamat komputer" yang lebih fatal lagi.

Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan 3 fenomena "kiamat internet" yang membuat panik banyak orang berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2000 (Y2K)

1. 2000 (Y2K)

Jelang tahun 2000, masyarakat dunia dibuat heboh dengan masalah Year 2 Kilo (Y2K), atau yang dikenal pula dengan sebutan "Millenium Bug". Masalah ini terjadi karena komputer hanya mampu membaca sistem penetapan waktu dua digit terakhir dari suatu tahun. Ini artinya, ketika memasuki tahun 2000, komputer tak dapat membedakannya dengan tahun 1900 ataupun 1800.

Akibatnya, mesin central processor unit (CPU) pada komputer dan server akan bingung mengalkulasi dua digit "00" dalam berbagai macam kebutuhan perhitungan aritmatika, termasuk mengomparasi ataupun dalam mengurutkan.

Tentunya Y2K menjadi bencana besar mengingat ketergantungan manusia terhadap komputer sudah mulai akut kala itu.

Parahnya lagi, momen Y2K diprediksi bakal dimanfaatkan oleh para hacker jahat untuk menyebarkan virus-virus berbahaya dan menyerang fasilitas-fasilitas penting yang sangat bergantung pada sistem komputasi seperti perbankan.

Untungnya, kekhawatiran tersebut tak sepenuhnya terbukti. "Kiamat komputer" tak benar-benar terjadi. Hanya ada sedikit laporan dari berbagai penjuru dunia yang menyatakan sistem komputasi mereka terganggu.

Sebelum 31 Desember 1999, pihak Microsoft dan Linux --selaku penyedia sistem operasi komputer yang paling banyak digunakan-- juga telah mengeluarkan "Green Code" yang memastikan Y2K aman untuk dilalui.

3 dari 4 halaman

30 Juni 2015

2. 30 Juni 2015 (Leap Second)

Menurut para ilmuwan, akan ada yang spesial di hari Selasa, 30 Juni 2015. Menurut mereka, durasi waktu pada hari Selasa 30 Juni 2015 akan lebih lama 1 detik dibandingkan hari-hari lainnya, atau yang disebut dengan lompatan detik kabisat kedua (leap second).

Ilmuwan dari International Earth Rotation and Reference Systems Service menjelaskan hal itu dilakukan untuk memastikan waktu pada jam atom tetap sesuai dengan dengan waktu rotasi bumi -- yang melambat sekitar 1 per 2.000 detik tiap harinya.

Dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut: Besok, ketika memasuki pukul 23.59, pada detik berikutnya angka pada jam harus diatur sedemikian rupa untuk kembali menunjuk pada pukul 23.59, bukan beranjak ke pukul 24.00. Hal ini diperlukan untuk memastikan waktu pada jam atom tetap sesuai dengan dengan waktu rotasi bumi seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Nah, kondisi ini ditengarai bakal mempengaruhi penghitungan waktu pada sistem komputasi dan mempengaruhi pola operasional internet. Oleh karena itu, tak sedikit yang mengandaikan bahwa besok akan terjadi "kiamat internet" skala kecil.

Menghadapi kondisi ini, menurut yang dilansir laman Daily Mail, perusahaan-perusahaan teknologi besar penyedia layanan berbasis internet mengklaim telah sangat siap.

Google contohnya, mereka mengaku telah melakukan penyesuaian waktu jam atom sejak tahun 2014 kemarin. Sehingga, sistem komputasi Google tidak akan kesulitan untuk menyesuaikan dengan lompatan detik kabisat kedua (leap second). Teknik ini dikenal dengan sebutan "leap smear".

Cara lain untuk menghindari masalah ini adalah dengan mematikan sistem komputer selama 1 atau 2 jam di sekitar waktu penambahan tersebut.

4 dari 4 halaman

2038

3. 2038

Kenapa tahun 2038? Menurut penjelasan yang dilansir laman The Guardian, hampir seluruh server komputasi di dunia modern sekarang ini berjalan di atas platform 32-bit. Platform 32-bit telah digunakan dan menghitung jumlah detik tepat sejak 1 Januari 1970 silam.

Nah, yang kini baru disadari dan menjadi masalah adalah, pada tanggal 19 Maret 2038, di pukul 03:14:07 (waktu global), penghitungan detik pada server komputer 32-bit akan mencapai jumlah terbesarnya (maksimal).

Penjelasan teknisnya sebagai berikut: Sistem 32-bit melakukan proses penghitungan angka biner. Jumlah digit yang mampu diakomodasi oleh sistem 32-bit adalah mencapai 4.294.967.295.

Namun cara penghitungan sistem komputasi berbeda dengan penghitungan normal yang dimulai dari 0 dan selanjutnya (positif). Sebab angka penghitungan yang digunakan adalah sebagian negatif dan sebagian lainnya positif.

Dengan kata lain, angka keseluruhan yang mampu dihitung oleh sistem 32-bit adalah setengah dari 4,294,967,295. Atau tepatnya 'hanya' 2.147.483.647.

Sulit untuk mendeskripsikan secara detail atas apa yang terjadi jika waktunya kiamat komputer benar-benar tiba. Namun sebagai ilustrasi, bisa diibaratkan seperti perangkat komputer yang beroperasi tanpa 'jiwa'.

Ungkapan tersebut bisa dibilang berlebihan, namun memang begitu adanya. Perangkat komputer mungkin akan tetap bisa dioperasikan, akan tetapi sistem penanggalan, tahun, jam, dan fitur penunjuk waktu lainnya tidak akan berfungsi dengan benar.

Mungkin hal ini tidak akan menjadi masalah besar bagi pengguna perangkat komputer pribadi, tetapi bagi pelaku bisnis, industri dan berbagai sektor kritis lainnya, ini adalah situasi yang sangat fatal.

Sebagai contoh, coba Anda bayangkan bagaimana sistem komputasi perbankan jika fitur penunjuk waktu tidak berfungsi. Chaos adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya. 

(dhi/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.