Sukses

Dituduh Persulit Pengguna, Windows 10 Diprotes Mozilla

Protes dilayangkan Mozilla tentang pengaturan peramban default di Windows 10.

Liputan6.com, Jakarta - Baru dirilis dua hari lalu atau tepatnya pada 29 Juli 2015, Windows 10 sudah mendapatkan protes. Protes tersebut dilayangkan oleh salah satu perusahaan peramban internet, Mozilla.

Protes ini dilayangkan setelah Mozilla menganggap Windows 10 menyulitkan pengguna untuk memilih peramban default.

Biasanya, pada proses instalasi, pengguna dapat memilih apakah peramban yang diinstalnya digunakan sebagai peramban default atau tidak? Namun, dalam Windows 10 pengguna tidak lagi dapat menggunakannya.

Langkah Microsoft ini menurut Mozilla dianggap sebagai "gerakan agresif" yang menolak pilihan pengguna di Windows 10.

Mengutip laman The Verge, Jumat (31/7/2015), CEO Mozilla Chris Beard bahkan telah menulis pernyataan di blog dan surat terbuka kepada CEO Microsoft, Satya Nadella.

"Sekarang (di Windows 10) butuh dua kali klik atau lebih untuk mengaturnya," ujar Beard. Ia menegaskan bahwa pengaturan baru ini membingungkan, sulit untuk dikendalikan, serta dapat membuat pengguna tersesat.

Sebenarnya, Windows 10 tidak menghilangkan pengaturan untuk peramban default. Hanya saja, sekarang Microsoft tidak membuatnya muncul sebagai pop-up ketika pengguna pertama kali membuka peramban tersebut.

Namun, pengguna akan dibawa ke halaman baru pengaturan untuk kemudian memilih peramban default yang akan digunakan.

Belum jelas alasan Microsoft melakukan hal ini, namun kemungkinan ini dilakukan dengan alasan keamanan serta untuk lebih mengenalkan peramban baru Microsoft yang diberi nama Microsoft Edge.

Microsoft sendiri telah memberikan tanggapan atas pernyataan Mozilla tersebut. Microsoft berpendapat bahwa Windows 10 menghadirkan pengalaman upgrade yang sederhana bagi pengguna serta pengalaman yang menyeluruh setelah upgrade.

Dengan seluruh aspek tersebut, Windows 10 didesain sebagai sebuah layanan yang dapat belajar dari pengalaman pengguna dan akan terus memperbaruinya.

(dam/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini