Sukses

Tumbuh 12,2%, Telkom Raih Pendapatan 48,84 Triliun

Telkom mengumumkan bahwa perusahaan telah membukukan pendapatan Rp 48,84 triliun atau tumbuh 12,2% dari tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) mengumumkan bahwa perusahaan telah membukukan pendapatan Rp 48,84 triliun atau tumbuh 12,2% dari tahun lalu yang tercatat Rp 43,54 triliun. Telkom juga membukukan EBITDA Rp 23,54 triliun atau tumbuh 6,3% dari tahun lalu dan laba bersih sebesar Rp 7,45 triliun atau tumbuh 2,2% dari tahun lalu.

Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom mampu mempertahankan kinerja melalui triple double digit growth dengan pertumbuhan pendapatan 13%, EBITDA sebesar 10,7%, dan laba bersih 14,7% secara Year on Year (YoY).

Telkomsel membukukan pendapatan Rp 35,99 triliun dengan kontribusi pendapatan Digital Business tumbuh 37,6%. Telkomsel juga berhasil mencetak laba bersih Rp 10,1 triliun.

“Cellular Voice dan Data, Internet & IT Service masih memberikan kontribusi besar bagi pendapatan Telkom. Cellular Voice tumbuh 7,8% menjadi Rp 17,68 triliun, sementara bisnis Data, Internet & IT Service menyumbang kontribusi Rp 14,91 triliun atau tumbuh 28,3%,” ungkap Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga melalui keterangan resminya di Jakarta.

Hal ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan seluler yang mencapai 144,06 juta users atau tumbuh 4,9% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara jumlah pelanggan broadband juga mengalami peningkatan, dimana pelanggan Telkomsel Flash tumbuh 84,8% menjadi 38,3 juta users dan pelanggan fixed broadband tumbuh 15,9% menjadi 3,73 juta users.

Sedangkan bisnis fixed line mengalami penurunan 5,6% menjadi 4,37 triliun. Hal ini merupakan dampak dari program Upgrade Layanan Flexi ke Telkomsel (fixed wireless retrenchment), sementara pendapatan fixed wireline masih mencatat pertumbuhan 0,7%.

Selama semester I tahun 2015, beban perusahaan mengalami peningkatan 14,4% dari Rp 29,47 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 33,72 triliun. Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Perseroan, yang meningkat 30,3% dari periode tahun lalu menjadi Rp 14,03 triliun.

Hal ini sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan untuk mendukung performansi mobile business dan broadband. Saat ini Telkom tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur Indonesia Digital Network (IDN) melalui pembangunan jaringan tulang punggung pita lebar Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) untuk mendukung pemerataan informasi dan komunikasi dari Aceh hingga Papua.

Sementara itu, Telkomsel telah membangun sebanyak 11.495 Base Tranceiver Station (BTS), dimana 89,4% diantaranya merupakan BTS 3G/4G. Telkomsel merupakan operator pertama yang meluncurkan layanan 4G LTE secara komersil di Indonesia, saat ini telah mencakup 7 kota, antara lain Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar dan Lombok.

Selain beban operasional dan pemeliharaan, beban pegawai (personnel) juga meningkat secara signifikan sebesar 23% menjadi Rp 5,89 triliun, sebagai dampak adanya Program Pensiun Dini (Early Retirement Program).

Program ini diikuti oleh 576 karyawan Telkom dan 116 karyawan Telkomsel dengan total anggaran Rp 844 miliar. Apabila beban pegawai dinormalisasi tanpa memasukkan program ERP, maka laba bersih Perseroan akan tumbuh sebesar 11,3%.

“Program Pensiun Dini yang dijalankan Perseroan sebagai salah satu langkah untuk menyeimbangkan komposisi workforce dan produktivitas Human Capital TelkomGroup,” pungkas Alex.

(isk/dhi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.