Sukses

Mengenal Sundar Pichai, CEO Baru Google

Sundar Pichai menyusul suksesi kepempinan orang India di perusahaan teknologi dunia setelah Satya Nadella. Seperti apakah dia?

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini sosok Sundar Pichai sedang menjadi perbincangan hangat di dunia teknologi. Pasalnya, secara mengejutkan ia ditunjuk sebagai CEO baru Google.

Ini berarti bahwa ia merupakan orang India kedua yang memimpin perusahaan teknologi dunia setelah Satya Nadella yang menjadi CEO Microsoft sejak 4 Februari 2014.

Karirnya di Google bermula pada 2004. Saat itu, posisi pertama yang ia pegang adalah Product and Innovation Officer. Pria kelahiran Chennai, India, 12 Juli 1972 ini meraih gelar Master dari Stanford University dan University of Pennsylvania - The Wharton School, yang merupakan salah satu universitas bergengsi anggota Ivy League.

Dari University of Pennsylvania, pria pemilik nama asli Pichai Sundarajan ini mendapat gelar `Siebel Scholar` pada 2002. Gelar itu merupakan program yang didirikan oleh Thomas and Stacey Siebel Foundation pada 2000.

Program ini memberikan penghargaan bagi mahasiswa paling berbakat di 27 sekolah pascasarjana di bidang bisnis, ilmu komputer, bioteknologi, dan ilmu energi di Amerika Serikat, Cina, Perancis, Italia, dan Jepang.

Sebelumnya, ia meraih gelar Bachelor of Engineering dari Indian Institute of Technology, Kharagpur (IIT Kharagpur) di bidang teknik metalurgi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Karir Sundar Pichai

Karir di Google

CEO
SVP Products
SVP Android, Chrome & Apps
Head of Android Mobile Software Division
Head of the Chrome Browser and Computer Operating System
Senior Vice President of Chrome of Google
Vice President of Product Management


Karir sebelum di Google

Sundar Pichai pernah berkarir sebagai Engineer di Applied Materials, sebuah perusahaan Amerika yang antara lain menyuplai peralatan, layanan, dan perangkat lunak di bidang manufaktur semikonduktor.

Selain itu, ia juga pernah bekerja di McKinsey and Company, perusahan yang bergerak di bidang konsultan. Di sana, ia khusus menangani klien di bidang semikonduktor.


Pernah Didekati Twitter

Karir Sundar Pichai yang cemerlang dan melesat juga menarik perhatian orang-orang di luar Google. Twitter, misalnya, pernah melakukan pendekatan terhadap dirinya. Namun, loyalitas Sundar Pichai memang hanya untuk Google. Dengan mantap ia menolak tawaran dari Twitter.

Di samping itu, Microsoft pun pernah menunjukkan perhatiannya pada Pichai. Ia pernah disebut-sebut sebagai orang yang potensial menggantikan CEO Microsoft, setelah Steve Ballmer mengumumkan pengunduran dirinya.  

3 dari 4 halaman

Terlahir dari keluarga sederhana

Latar Belakang Keluarga

Chennai, kota kelahiran Sundar Pichai, merupakan kota berpenduduk empat juta orang di wilayah selatan India, tepatnya di Tamil Nadu.

Ibunya bekerja sebagai stenografer sebelum memiliki anak. Ayahnya merupakan electrical engineer untuk konglomerat Inggris GEC dan mengelola sebuah pabrik yang membuat komponen listrik.

"Ketertarikannya terhadap teknologi telah muncul sejak ia kecil. Ia suka penasaran dengan pekerjaanku", papar ayahnya, Regunatha Pichai kepada Bloomberg.


Masa kecil yang sulit

Keluarganya hidup di sebuah apartemen dengan dua kamar. Masa kecilnya terbilang sulit. Saat itu, ia harus berbagi kamar dengan adiknya. Selain itu, di rumahnya tidak ada televisi atau mobil.

Yang ada hanya sebuah skuter Lambretta berwarna biru. Mereka berempat bersama-sama menaikinya. Ayahnya mengemudi, ia berdiri di celah kosong antara setang skuter dan ayahnya. Sementara adiknya duduk di kursi belakang bersama ibunya.

4 dari 4 halaman

Peroleh beasiswa

Genius

Genius. Barangkali kata ini layak disematkan pada Sundar Pichai. Ia sangat unggul di sekolah. Kuliahnya di Stanford University pun dibiayai oleh beasiswa. Namun, untuk tiket pesawat dari India ke Amerika, ia dan keluarganya harus merogoh kocek sendiri.

Tapi, ia beruntung memiliki ayah yang sangat peduli akan pendidikannya. Saat itu, setelah ayahnya gagal mendapat pinjaman untuk biaya tiket pesawat dan biaya lainnya, ayahnya pun menarik tabungan keluarganya senilai US$ 1000 . Nilai ini lebih besar daripada pendapatan tahunan ayahnya.


Wawancara dengan Bloomberg 


Ketika diwawancarai Brad Stone, seorang penulis senior di Bloomberg Bussinessweek, Sundar ditanya, "Apakah Anda pernah membayangkan untuk menjadi CEO Google suatu hari nanti?"

Menanggapi pertanyaan itu, ia tertawa, kemudian menjawab, "Ah, tidak. Lihat. Maksudku, Larry (CEO Google saat itu) sangat berkomitmen untuk Google. Bagiku, komputasi adalah passion. Aku beruntung menjadi bagian dari satu bagian dari dua platform terbuka yang besar ini (Google)."

Sejak penetapan dirinya sebagai CEO Google, dari akun Twitter miliknya terpantau bahwa ia membalas sejumlah ucapan selamat dari rekan-rekannya, seperti Satya Nadella (CEO Microsoft), Tim Cook (CEO Apple), dan Jeff Weiner (CEO LinkedIn).

(why/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.