Sukses

11 Celah Cyber-Security Ditemukan di Browser Internet

Cyber-Security masih menjadi salah satu hal yang hingga saat ini menjadi perhatian banyak pihak demi internet yang lebih aman.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai bagian dari upaya yang didanai Facebook, tim peneliti di Amerika Serikat (AS) telah mengembangkan alat cyber-security.

Alat tersebut menemukan 11 celah keamanan pada browser internet yang sebelumnya tidak diketahui. Demikian diungkap Firstpost, Selasa (18/07/2015).

Celah keamanan yang diidentifikasi oleh para peneliti dari Georgia Institute of Technology tersebut telah dikonfirmasi dan diperbaiki pembuat browser.

Tim ini melibatkan mahasiswa program Ph.D. Byoungyoung Lee dan Chengyu Song, bersama dengan Profesor Taesoo Kim dan Lee Wenke yang menerima US$ 100 ribu dari Facebook untuk melanjutkan penelitian mereka dan meningkatkan dampaknya untuk membuat internet lebih aman.

Penelitian tim ini mengeksplorasi kerentanan di dalam program C ++ (seperti Chrome dan Firefox) yang dihasilkan dari "bad casting" atau "type confusion".

Bad casting memungkinkan para pelaku untuk menyerang memori di browser, sehingga mengikuti logika berbahaya, bukan instruksi yang tepat.

Untuk itu, para peneliti di tim tersebut berhasil mengembangkan sebuah alat pendeteksi baru. Alat pendeteksi baru yang bernama Caver ini bekerja secara run-time.

Berkat temuannya, mereka mendapat penghargaan 'Internet Defense Prize', sebuah penghargaan yang diberikan oleh Facebook dalam kemitraannya dengan Usenix pada 24 Usenix Security Symposium pekan ini.

"Sudah saatnya bagi komunitas internet untuk mulai menangani permasalahan keamanan yang lebih sulit dan lebih dalam," kata Lee, profesor dan pembimbing tim tersebut.

Internet Defense Prize memberi penghargaan bagi penelitian unggul dan berkualitas yang menggabungkan prototipe yang bekerja dengan kontribusi yang signifikan terhadap keamanan internet, khususnya di bidang perlindungan dan pertahanan.

Penghargaan ini dimaksudkan untuk mengenali arah penelitian dan menginspirasi para peneliti untuk fokus pada area yang berdampak tinggi.

"Merancang teknologi keamanan di bidang pertahanan tidak pernah lebih penting, dan itulah sebabnya mengapa kami kembali menawarkan Internet Defense Prize untuk merangsang penelitian berkualitas tinggi di area ini," kata Ioannis Papagiannis, manajer teknik keamanan di Facebook.

"Kami berharap untuk melihat ke depan apa yang tim Georgia Tech lakukan selanjutnya untuk membuat dampak yang lebih luas dan meningkatkan keamanan di Internet," lanjut Ioannis menambahkan.

(why/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.