Sukses

Canggihnya Pesawat Hipersonik, Eropa ke Australia Cuma 90 Menit

Perusahaan asal Jerman ini kembangkan pesawat dengan kecepatan hipersonik untuk dapat mengorbit ke luar angkasa.

Liputan6.com, Jakarta - Agen aerospace asal Jerman, Deutsches Zentrum fur Luft - und Raumfahrt (DLR) mengungkapkan sebuah rencana untuk mengembangkan penerbangan hipersonic --penerbangan dengan kecepatan lebih dari Mach 5-- berpenumpang yang mengitari sub-orbital pesawat luar angkasa.

Kendaraan ini nantinya akan menggunakan roket dan baling-baling sebagai penggeraknya. Pesawat yang dijuluki SpaceLiner tersebut direncanakan mampu menampung 100 penumpang serta dapat melintasi Eropa dan Australia dalam waktu kurang dari 90 menit.

Pesawat ini akan didesain layaknya pesawat luar angkasa biasa yang dilengkapi dengan mesin pendorong yang dapat dilepas. Sehingga, bagian kabin yang berisi kru dan penumpang dapat terbang secara terpisah.

SpaceLiner akan diterbangkan secara vertikal menggunakan mesin roket yang dapat digunakan lagi, ketika berhasil mencapai ketinggian tertentu, bagian berpenumpang akan meluncur layaknya pesawat biasa.

Sedangkan mesin roket pendorong tadi disangkutkan ke pesawat penggandeng di udara sebelum akhirnya dapat mendarat secara otomatis.

Dilansir dari laman Engadget, Selasa (25/8/2015), Martin Sippel pemimpin proyek ini mengatakan bahwa pasar untuk pesawat berpenumpang sudah ada dan berpotensi akan terus berkembang. 

Dengan keadaan seperti itu, maka proyek untuk menghadirkan perjalanan dengan pesawat hipersonik berpeluang membuka pasar baru yang berasal dari penerbangan biasa. 

"Kita telah memiliki ratusan juta penumpang yang melintas dengan jarak antar benua tiap tahunnya. Bayangkan jika 0.2 persen dari jumlah penumpang tersebut tertarik untuk pergi ke luar angkasa, maka akan menghasilkan dampak yang besar bagi penerbangan luar angkasa," tambah Sippel.

Sippel juga mengatakan bahwa dengan pengembangan pesawat ini akan membuka sebuah lahan produksi baru dengan skala yang besar, termasuk pekerja dan teknologi yang akan digunakan. Hal itulah yang menjadi motivasi untuk dapat merealisasikan proyek ini.

Proyek ini merupakan proyek jangka panjang, dengan perkiraan paling cepat pesawat ini akan hadir pada 2030. Ditambah biaya untuk merealisasikan pesawat ini sangat besar yaitu sekitar US$ 33 miliar.

(dam/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini