Sukses

Dolar AS Merangkak Naik, Indosat Ketar-Ketir

Indosat mewaspadai kondisi perekenomian Indonesia yang sedang melambat.

Liputan6.com, Jakarta - Indosat mewaspadai kondisi perekenomian Indonesia yang sedang melambat. Terlebih dengan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang pada hari ini sudah menembus angka Rp 14.000 per dolar.

"Jika kurs dolar naik lagi, sudah pasti belanja modal kami di tahun depan akan meningkat. Guidance kami per tahunnya berkisar Rp 7-8 triliun. Nah, mungkin bisa meningkat lebih besar," kata Alexander Rusli, Presiden Direktur Indosat, Senin (24/8/2015).

Wajar jika belanja modal Indosat berpotensi naik. Maklum, sebagian besar digunakan untuk membeli komponen jaringan, misalnya base transceiver station (BTS). Rata-rata transaksinya masih memakai kurs dolar AS.

Dia menambahkan, untuk belanja modal Indosat tahun ini diperkirakan tidak akan naik, sebab operator tersebut sudah 'mengamankan' pendanaan untuk belanja modal sejak awal tahun ini.

Lalu apa saja dampaknya terhadap kinerja perusahaan?

"Pelemahan kurs rupiah tidak berdampak ke pendapatan, tapi laba bersih. Jika lihat posisi dolar AS saat ini mungkin sampai akhir tahun kami akan merugi lagi," tambah pria yang akrab disapa Alex ini.

Saat ini Indosat menjadi operator terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah pelanggan lebih dari 60 juta pengguna. Sebagian di antaranya merupakan pelanggan data.

(cas/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.