Sukses

Kecepatan 4G LTE Smartfren Sanggup Tembus 100 Mbps

Smartfren memanfaatkan metode agregasi kanal (Carrier Agregation) untuk menawarkan kecepatan akses layanan internet yang lebih baik.

Liputan6.com, Semarang - Smartfren yang baru saja mengomersialisasikan layanan 4G LTE-nya, mengulas singkat bagaimana operator ini memanfaatkan metode agregasi kanal (Carrier Agregation) untuk menawarkan kecepatan akses layanan internet yang lebih baik.

Dalam paparannya, Munir Syahda Prabowo selaku Head of Network Special Project Smartfren, menerangkan bahwa pihaknya memanfaatkan dua sumber daya frekuensi, yakni 850 MHz (Frequency Division Duplex/FDD) dan 2300 MHz (Time Division Duplex/TDD).

Ini yang disebut dengan penerapan metode agregasi kanal, dimana Smartfren memanfaatkan dua frekuensi dan dua teknologi berbeda sekaligus. Implementasinya adalah sebagai berikut: sebagian BTS (based transceiver station) Smartfren mengusung satu pemancar berteknologi FDD. Sebagian lainnya telah berisi dua pemancar, yakni berteknologi FDD dan TDD dalam satu BTS.

BTS berteknologi FDD diklaim mampu memberikan kecepatan akses 2-20 Mbps. Sementara, untuk BTS yang dibekali dua pemancar berteknologi FDD dan TDD, dapat memberikan kecepatan maksimal hingga 100 Mbps.

"Kecepatannya jadi tinggi karena kami memiliki alokasi frekuensi selebar 30 MHz di 2300 MHz. Agregasi dua frekuensi membuat kecepatan layanan 4G kami naik dua kali lipat," kata Munir saat paparan Smartfren Network Drive Test 4G LTE di Semarang, Yogyakarta, dan Solo, Rabu (26/8/2015).

Secara sederhana dapat disimpulkan, teknologi jaringan 4G LTE jenis FDD di spektrum frekuensi rendah 850 MHz memiliki keunggulan dalam hal jangkauan (coverage) yang lebih luas. Sedangkan, untuk teknologi jaringan 4G LTE jenis TDD di spektrum frekuensi tinggi 2300 MHz menawarkan kecepatan yang lebih baik.

Dia mencontohkan, untuk kota inner seperti Semarang, cocok menggunakan pemancar TDD. Sedangkan FDD untuk kota-kota yang wilayahnya lebih besar.

Menurut Direktur Smartfren, Roberto Saputra, dengan perkembangan teknologi saat ini, sudah kurang relevan jika mengukur kualitas layanan berdasarkan jumlah BTS yang dimiliki.

"Sekarang saja per BTS bisa berisi dua pemancar sekaligus. Pada intinya, 6.500 BTS yang kami miliki dapat mencakup seluruh coverage pelanggan Smartfren di Indonesia," ungkap Roberto.

(cas/dhi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini