Sukses

INAICTA dan Dilema Programmer Cilik Kekurangan Ongkos

Ketiga anak Indonesia asal Garut ini sempat terancam tak bisa berangkat ke Jakarta untuk mengikuti penjurian INAICTA 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Tim SMP asal Garut, Jawa Barat berhasil masuk dalam 8 besar nasional nominator di ajang kompetisi Indonesia ICT Award (INAICTA) 2015 kategori SD-SMP yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika. Mereka adalah Rafli Muhamad Ridhwan (SMPN 2 Garut), Muhammad Raka Saepulloh (SMPN 1 Leuwigoong), dan Fazil Fauzi Hidayat (Pondok Pesantren Darussalam, Kersamanah).

Ketiga anak Indonesia ini sempat terancam tidak bisa berangkat ke Jakarta untuk mengikuti penjurian tahap selanjutnya yang akan diselenggarakan pada tanggal 8-9 September mendatang. Masalahnya bisa dibilang 'sepele', karena kekurangan dana.

Di website STEAM Club Indonesia tertulis bahwa mereka kemudian mencoba menggalang dana untuk keperluan ongkos transportasi, penginapan dan konsumsi selama mengikuti rangkaian kegiatan INAICTA di Jakarta.

"Kembali seperti tahun lalu, karena rangkaian kegiatan INAICTA yang mengharuskan tim untuk menginap, dana yang kami kumpulkan belum dapat mencukupi kebutuhan akomodasi yang memadai untuk tim siswa SMP dan tim pembimbing/pendamping," tulistulis tim pembimbing.

Masalah kekurangan dana ini lalu disebar ke dunia maya termasuk di jejaring sosial Twitter, dengan harapan biaya tertutupi. Diperkirakan mereka akan berada di Jakarta selama 4 hari 3 malam. Mereka rencananya akan ditemani dua orang pembimbing ke Jakarta, sehingga total yang akan berangkat adalah 5 orang. Kebutuhan selama 4 hari 3 malam di Jakarta diperkirakan mencapai Rp 6,3 juta.

Dana terkumpul

Pada Jumat (4/9/2015) lalu mereka mengatakan masih defisit 4,2 juta. Namun tak butuh waktu lama, setelah beredar di dunia maya, bantuan pun mengalir dan dalam sekejap dana yang dibutuhkan terkumpul.

Per hari ini Minggu (6/9/2015), menurut keterangan dari Dewis Akbar selaku tim pembimbing, sampai dengan jam 11-an tadi jumlah kas yang masuk sudah mencapai Rp 8,6 juta, melebihi ekspektasi. Bahkan pakar teknologi Onno W. Purbo ikut nyawer.


Sisa uang kas rencananya akan dialokasikan untuk biaya sarana pelatihan dan pengembangan klub. "Misalnya untuk upgrade RAM laptop komunitas yang sekarang masih 2 GB supaya nanti bisa lancar menjalankan Android Studio," katanya.

Kemana pemerintah?

Masalah kekurangan dana yang sempat dialami para siswa berprestasi asal Garut ini sejatinya tidak perlu terjadi selama ada dukungan dari berbagai pihak. Tidak ingin ada salah persepsi, Dewis mencoba memberikan klarifikasi.

"Kami sebenarnya sudah banyak dibantu pemerintah sampai sekarang. Postingan soal dana crowdfunding itu sebenarnya kami sebar ke beberapa teman saja agar ada yang membantu, kami tidak enak dibantu terus oleh pemerintah," papar Dewis.

Sebelumnya Dewis sudah bertemu dengan pihak Pemda Garut untuk audiensi tapi baru secara informal. "Saya baru menyampaikannya secara formal hari Rabu lalu, tapi belum bisa memastikan berapa bantuan yang akan diberikan," paparnya. Karena itulah mereka akhirnya menggalang dana dengan harapan dapat terpenuhi.

Bantuan dana dari Pemda sendiri, menurut Dewis baru akan masuk pada Senin besok, 7 September 2015. Namun ia belum bisa mengetahui berapa dana yang akan diberikan. Dewis dan timnya akan meng-update informasi tersebut di website STEAM Club.

"Kami juga paham bahwa anggaran kedinasan itu sudah disahkan di APBD 2014 dan kalaupun ada bantuan untuk event insidental (kan gak bisa bikin proposal mau ke penjurian INAICTA sebulan sebelumnya padahal belum dijamin akan lolos), biasanya keluar dari dana taktis atau bahkan kantong para pejabat itu sendiri," jelasnya lagi.

Pihak Kementerian Kominfo, lanjut Dewis, melalui panitia INAICTA 2015 pun sebetulnya sudah menyediakan 1 kamar untuk 2 orang agar meringankan beban para nominator.

Adapun tahun ini, tim peserta INAICTA 2015 dari Garut membuat karya berupa Buku Tamu Android. INAICTA merupakan ajang lomba cipta karya kreativitas dan inovasi putra putri bangsa di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia. Kehadiran INAICTA diharapkan dapat memunculkan karya-karya kreatif para aktivis lokal di bidang TIK.

(dew)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini