Sukses

Seksinya Smartphone di Ranah Online

Popularitas smartphone tidak hanya terjadi di channel penjualan offline, tapi juga ranah online.

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis perdagangan online (e-Commerce) saat ini tengah menjamur di Tanah Air, dengan berbagai varian produk yang dijual, salah satunya gadget seperti smartphone. Rupanya popularitas smartphone tidak hanya terjadi di channel penjualan offline, tapi juga ranah online.

Chief Executive Officer (CEO) Blibli.com, Kusumo Martanto, mengungkapkan bahwa smartphone adalah kategori produk yang mengalami pertumbuhan pasar paling besar. Hal ini pun bisa dilihat dari penjualan di toko online tersebut.

Di Blibli.com, kategori device seperti smartphone dan tablet serta peralatan elektronik menyumbang 30-40 persen untuk total penjualan pada semester pertama 2015. Hal ini tak lepas dari popularitas smartphone.

“Untuk kategori smartphone saja, pertumbuhan penjualannya mencapai lebih dari 600 persen pada semester pertama tahun ini dibandingkan periode sama pada tahun lalu. Konsumen terbesar untuk kategori ini ada di rentang usia 25-35 tahun,” jelas Kusumo di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (28/9/2015).

Blibli.com, kata Kusumo, sangat terbuka bekerjasama dengan berbagai vendor smartphone. Tidak hanya asing, tapi juga vendor lokal seperti Advan beberapa waktu lalu.

Untuk bulan depan, perusahaan akan menggandeng dua brand dengan lima gadget melalui kerjasama eksklusif, salah satunya Meizu. Kerjasama dengan Meizu untuk memasarkan smartphone M2 secara eksklusif, kata Kusumo, setidaknya akan berlangsung hingga Desember 2015.

“Tapi untuk yang lain, saya belum bisa bilang apakah itu smartphone atau tablet,” tuturnya.

Meizu adalah salah satu vendor smartphone yang menjual produknya melalui Blibli.com. e-Commerce dengan konsep mal online ini tercatat per Juni 2015, menawarkan lebih dari 350 ribu produk, 2.500 mitra merchant, dan enam ribu merek.

“Saat ini komposisinya untuk produk lokal baru 20 persen. Kita ingin perbanyak produk lokal, sampai tahun depan semoga bisa mencapai 40 persen. Karena sebisa mungkin tentu saja lokal harus menjadi tuan rumah sendiri, kalau di negara lain bisa, kenapa kita tidak?” Jelas Kusumo.

(din/isk)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini