Sukses

Planet Mars Bakal Dijadikan Objek Wisata Luar Angkasa

Ditemukannya air di Mars membuka peluang bagi NASA untuk menjadikan planet tersebut sebagai objek wisata.

Liputan6.com, California - Ditemukannya kandungan air di Planet Mars ternyata membuka peluang untuk tinggal di planet tersebut. Bahkan, seorang engineer NASA yang terlibat di proyek penelitian Planet Mars mengungkap bahwa Badan Antariksa Amerika Serikat itu akan menjadikan Mars sebagai objek liburan luar angkasa.

Menurut informasi yang dikutip dari laman Press Examiner, Sabtu (3/10/2015), engineer yang tidak disebutkan namanya ini menjelaskan bahwa ditemukannya air di Mars bukanlah sebuah rumor atau spekulasi.

"Temuan tersebut bersifat faktual, implikasinya begitu masif. Fakta bahwa Mars memiliki air mengubah pandangan semua orang yang mana sebelumnya Mars tidak bisa dihuni, kini bisa jadi akan disinggahi umat manusia, bahkan untuk liburan sekalipun," imbuhnya.

Mars memang bukan satu-satunya planet yang memiliki kandungan air di dalam permukaannya. Beberapa bulan Planet di tata surya pun memiliki kandungan air, seperti Europa, bulan milik Planet Jupiter; Enceladus, bulan milik planet Saturnus; dan beberapa bulan lainnya seperti Ganymede, Callisto, dan Titan. Namun, NASA tidak mengklaim bahwa bulan-bulan tersebut memiliki kelayakan untuk ditinggali manusia.

"Berbeda dengan bulan-bulan yang 'berair' tersebut, adanya air di Mars merupakan perihal berbeda karena keberadaan Mars dekat dengan Bumi. Kami pun terus mengusut planet tersebut untuk lebih memastikan apakah memang nantinya bisa dihuni. Orbiter dan robot rover kami juga telah dikirim ke sana. Kami sangat yakin dalam satu atau dua dekade lagi, Mars akan menjadi satu planet yang diimpikan manusia untuk disinggahi," tambahnya.

Secara ilmiah, kandungan air yang berada di Mars dengan Bumi sebenarnya berbeda. Namun, engineer tersebut melanjutkan, bukan berarti air yang ada di Mars tidak bisa diminum.

"Air yang ada di Mars sebetulnya bisa dikonsumsi. Namun kandungan air tersebut harus dipilah menjadi beberapa elemen yang bersifat konstituen, seperti hidrogen dan oksigen. Di temperatur yang begitu rendah, air tersebut bisa disimpan dan diproses dengan metode reverse electrolysis untuk menciptakan daya listrik, yang mana dapat memanaskan air tersebut untuk dapat diminum," lanjutnya.

Jadi, jika metode 'penyulingan' air ini terbukti bisa digunakan, para astronot atau manusia yang berlibur di Mars tidak usah pusing mengandalkan solar panel untuk bisa meminum air.

Sebelumnya, instrumen pencitraan milik NASA, Mars Reconnaissance Orbiter, menemukan bukti kandungan air dengan mengidentifikasi bukti mineral terhidrasi yang disebut perklorat, yang telah membentuk garis-garis di lereng di permukaan Mars.

Beberapa perklorat dapat menjaga air dari pembekuan, bahkan pada suhu sedingin -94 derajat Fahrenheit. Perklorat itu membentuk garis-garis di lereng Mars selama musim hangat planet ketika suhu naik di atas -10 derajat Fahrenheit. Garis-garis itu disebut recurring slope lineae (RSL), yang kemudian menghilang selama musim dingin.

(Jek/Dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini