Sukses

Top 3: `Menerawang` Serangan Hacker Sepanjang 2016

Berita yang mengulas prediksi mengenai tren kejahatan siber di tahun 2016 menjadi berita yang paling banyak dibaca.

OlehM HidayatDiperbarui 28 Jul 2017, 17:43 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2016, 09:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Berita yang mengulas prediksi mengenai tren kejahatan siber di tahun 2016 menjadi berita yang paling banyak dibaca di kanal Tekno Liputan6.com, Senin (4/1/2016) kemarin.

Menurut para ahli Kaspersky Lab, di tahun 2016 Advanced Persistent Threats (APT) akan menghilang dan digantikan oleh ancaman yang lebih berbahaya lagi dan bahkan semakin sulit untuk dideteksi dan ditelusuri kembali ke asal muasal pelaku dari serangan tersebut.

Adapun berita terpopuler lainnya adalah artikel berjudul 'Bahasa Inggris Makin Kurang Laku di Internet' dan 'Separuh dari Orang Amerika akan Punya 'Smart Home' di Akhir 2016'. Untuk lebih lengkapnya, simak 3 berita terpopuler di Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. 'Menerawang' Serangan Hacker Sepanjang 2016


Baru-baru ini para ahli Kaspersky Lab menerbitkan laporan prediksi 2016 mengenai tren kejahatan siber di tahun 2016. Menurut para ahli Kaspersky Lab, di tahun 2016 Advanced Persistent Threats (APT) akan menghilang dan digantikan oleh ancaman yang lebih berbahaya lagi dan bahkan semakin sulit untuk dideteksi dan ditelusuri kembali ke asal muasal pelaku dari serangan tersebut.

Dalam Prediksi 2016 ini, mereka mengungkapkan bahwa 'Ancaman' masih tetap ada, tetapi konsep 'Advanced' dan 'Persistent' akan hilang untuk mengurangi jejak yang tertinggal di sistem terinfeksi. Para penjahat siber juga akan lebih mengandalkan off-the-shelf malware untuk meminimalkan biaya yang harus mereka keluarkan.

Prediksi 2016 Kaspersky Lab ini disusun oleh 42 pakar keamanan yang berasal dari Global Research and Analysis Team (GReAT), dan tersebar di seluruh dunia.

Selanjutnya baca di sini


2. Bahasa Inggris Makin Kurang Laku di Internet

Tidak salah jika kita mengatakan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa universal di internet. Sebab, menurut perhitungan, lebih dari separuh dari konten di internet menggunakan bahasa Inggris. Namun, popularitas bahasa Inggris diperkirakan tidak akan lama lagi.

Hal ini setidaknya berdasarkan penelitian terbaru yang menyebutkan bahwa persentase penggunaan bahasa Inggris di masa depan akan berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh Alvaro Blanco dari Funredes, sebuah lembaga nirlaba yang mengkaji penggunaan teknologi di negara berkembang, menemukan bahwa ada perubahan penggunaan bahasa Inggris di konten internet saat ini.

Mengutip informasi dari laman Business Insider, Senin (4/1/2016), Blanco menuturkan bahwa sebelumnya di tahun 1996, penelitian menemukan bahwa ada 80 persen konten online berbahasa Inggris. Namun, kurang dari satu dekade, ternyata ada tren penurunan penggunaan bahasa Inggris di internet. Untuk sekarang ini, penggunaan bahasa Inggris di konten online diperkirakan berkurang hingga 45 persen.

Selanjutnya baca di sini


3. Separuh dari Orang Amerika akan Punya 'Smart Home' di Akhir 2016

Sekitar 45 persen dari orang Amerika akan memiliki teknologi rumah pintar (smart home) atau berinvestasi di teknologi ini pada akhir 2016. Itulah yang diungkapkan survei dari firma pialang real estate, Coldwell Banker, yang dikutip dari Venture Beat, Senin (4/1/2016).

Coldwell Banker melakukan survei terhadap lebih dari 4.000 orang Amerika sebelum gelaran CES 2016, yang merupakan pameran teknologi besar yang berlangsung di Las Vegas di pekan ini. Survei tersebut menemukan, bukan
hanya penggila teknologi yang akan mengadopsi teknologi rumah pintar.

Bahkan, 36 persen dari mereka yang berencana mengadopsi perangkat tersebut pada tahun 2016 mengatakan, mereka tidak menganggap diri mereka sebagai pengadopsi awal teknologi ini.

Selanjutnya baca di sini


(Why)

Produksi Liputan6.com