Sukses

Kioson Incar 45.000 UMKM di Akhir 2016

Layanan e-Commerce Kioson mendapat sambutan baik di masyarakat. Kioson kini telah memiliki 3.000 pelaku UMKM yang mereka sebut retailer.

Liputan6.com, Jakarta - Meski baru berdiri pada Mei 2015, layanan e-Commerce Kioson milik PT Kioson Komersial Indonesia -- sebuah perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bisnis penjualan online -- ternyata mendapat sambutan baik di masyarakat. Kioson kini telah memiliki 3.000 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia atau yang mereka sebut dengan retailer.

CEO Kioson, Jasin Halim, mengatakan bahwa animo pelaku UMKM sangat besar pada layanan Kioson, keuntungan yang dirasakan mitra-mitranya juga besar. Karena itu Kioson tahun ini akan fokus untuk membuka jaringan retailer sebanyak-banyaknya.

"Target kita di akhir tahun ini cukup besar, 45 ribu retailer. Namun jumlah itu kalau dibandingkan dengan jumlah UMKM di Indonesia sebenarnya nggak besar, nggak sampai 1% dari jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai 50 jutaan", kata Jasin saat ditemui di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Untuk mencapai target itu, Jasin menuturkan Kioson akan mencoba bersinergi dengan sebanyak mungkin mitra dan mengembangkan model bisnis baru agar sistem belanja online miliknya bisa berkembang.

Layanan Kioson sendiri hadir untuk memberikan solusi bagi pelaku UMKM yang penguasaan teknologinya masih tertatih-tatih. UMKM hanya perlu membayar Rp 250 ribu sebagai biaya joint fee dan Rp 60.000 selama 2 tahun, selanjutnya mereka akan mendapatkan perangkat tablet yang sudah terpasang layanan Kioson.

Tablet yang Sudah Terpasang Aplikasi Kioson. Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum

Di tablet inilah pelanggan nanti bisa melihat-lihat produk yang ditawarkan Kioson, lalu melakukan pembayaran langsung ke retailer (toko) yang menjadi mitra Kioson.

Tablet yang Sudah Terpasang Aplikasi Kioson. Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum

Jasin menambahkan, Kioson ingin menjembatani kesenjangan digital antara yang tidak bisa e-Commerce dengan yang bisa e-Commerce. Pasalnya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki rekening bank atau kartu debit/kredit untuk melakukan transaksi berbelanja online.

Menurut hasil survey, sekitar 64% penduduk Indonesia masih belum dapat mengakses internet (Euro Monitor 2015), 60% tidak memiliki rekening bank dan 95,5% tidak memiliki kartu kredit (Vela 2014). Segmen masyarakat inilah yang menjadi target pasar Kioson.

Adapun produk yang ditawarkan Kioson terdiri dari dua kategori yaitu e-Commerce (produk/barang) seperti fashion, peralatan kantor, gadget; dan non e-Commerce (digital) seperti pulsa, token listrik, pembayaran tagihan telepon, PAM, dan sebagainya. Pilihan produk-produk tersebut bisa dilihat di tablet yang ada di para mitra Kioson.

Edukasi
Untuk membuat masyarakat melek digital, Kioson juga melakukan edukasi. "Kami mengedukasi mitra-mitra kami agar bisa mengerti internet dan transaksi digital. Jadi di setiap daerah kami mempunyai tim yang nantinya mengedukasi mereka dan harapannya mereka nantinya dapat mengedukasi pelanggan", papar Jasin.

Dalam waktu dekat, rencananya Kioson juga akan memberikan beasiswa berupa training Digital Marketing ke para mitranya. Skema ini masih digodog oleh Kioson, bisa jadi nanti Kioson akan bekerja sama dengan pakar Digital Marketing untuk berkeliling melatih para mitra mereka atau pelatihannya dengan skema e-Learning seperti menggunakan Webinar.

(Dew/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.