Sukses

7 Berita Teknologi Pilihan di Januari 2016

Liputan6.com, Jakarta - Pada bulan Januari 2016 kemarin, terdapat banyak berita teknologi yang cukup menyedot perhatian. Ada berita teknologi mengenai smartphone, startup, dan sebagainya.

Tanpa basa-basi lagi, berikut ini Tekno Liputan6.com rangkum 7 berita teknologi terbaru selama Januari 2016.

1. Berita Teknologi Pertama: Ekspansi Netflix ke 130 Negara

Berita teknologi pertama pilihan kami selama bulan Januari 2016 adalah berita teknologi mengenai layanan video streaming asal Amerika Serikat, Netflix. Pada 6 Januari 2016 kemarin Netflix melakukan ekspansi besar-besaran ke 130 negara termasuk Indonesia. Hal ini diumumkan langsung oleh co-founder dan CEO Netflix, Reed Hastings, di gelaran CES 2016 di Las Vegas, Amerika Serikat. Dengan langkah ini, jumlah negara yang dapat menikmati Netflix mencapai lebih 190 negara.

Kehadiran Netflix di 130 negara baru tersebut tentunya didukung dengan pilihan banyak bahasa. Untuk saat ini, ada 17 bahasa, mulai dari Inggris, Arab, Korea, China, dan lainnya.
Buat kamu para pecinta film kini Netflix hadir di Indonesia lho. Kamu yang hobi menonton film pastinya akan sangat dimudahkan.
Netflix berjanji bahwa mereka akan semakin menambah lebih banyak pilihan bahasa lagi. Di negara asalnya sendiri, Netflix mematok biaya langganan per bulan mulai dari US$ 7,99 atau sekitar Rp 110 ribuan untuk paket basic, US$ 9,99 atau Rp 138 ribuan untuk paket standar, dan US$ 11,99 atau Rp 169 ribuan untuk paket premium.

Akan tetapi, kehadiran Netflix di Indonesia bukan berarti tanpa masalah. Baik pemerintah, operator penyedia jasa internet, maupun para pemangku kepentingan lainnya, tampak satu suara bahwa saat ini Netflix memang belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, sehingga dengan kata lain kehadiran Netflix di Indonesia ini belum legal.

Terkait hal ini, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika pun tengah menggodok regulasi yang akan mengatur tentang layanan di atas jaringan atau Over-the-top (OTT), seperti Netflix dan layanan serupa lainnya.

Regulasi berupa peraturan menteri ini akan mengatur 3 hal, yaitu keharusan untuk memilik Bentuk Usaha Tetap (BUT), keharusan untuk memiliki manajemen konten sesuai undang-undang yang berlaku, dan terakhir, regulasi yang ada pada peraturan tersebut akan berlaku bagi perusahaan nasional maupun internasional.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Berita Teknologi Berikutnya

2. Berita Teknologi Kedua: Xiaomi Redmi 3 dan Xiaomi Mi 5

The new rising star asal Tiongkok, Xiaomi, resmi mengumumkan produk terbarunya Xiaomi Redmi 3 pada Senin 11 Januari lalu. Meski dibanderol dengan harga terjangkau, yakni sekitar US$ 106 atau Rp 1,4 jutaan, smartphone ini menawarkan fitur melimpah. Sebut saja chipset Qualcomm Snapdragon 616, RAM sebesar 2GB, dan ruang penyimpanan internal seluas 16GB yang dapat ditambah dengan microSD hingga 128GB.

Kemudian, penerus Redmi 2 ini mengusung layar 5 inci berdefinisi tinggi (high definition, HD) 720 x 1280 piksel. Di sektor baterai, Xiaomi Redmi 3 dibekali baterai berkapasitas raksasa di kelasnya: 4.100 mAh. Dengan kapasitas tersebut, waktu bicara panggilan suara (talk time) di Redmi 3 ditingkatkan hingga 80 persen dari pendahulunya Redmi 2.
Xiaomi Mi 5 yang hadir dengan tiga pilihan warna (sumber: technobuffalo.com)
Tak hanya Xiaomi Redmi 3, Xiaomi juga dipastikan akan merilis Xiaomi Mi 5 di bulan Februari ini. Salah satu co-founder Xiaomi, Liwan Jiang, juga telah memberikan 'isyarat' bahwa smartphone yang kelak disokong dengan prosesor Snapdragon 820 itu akan dirilis pada Februari 2016. Lewat akun Weibo miliknya, ia mengumumkan bahwa Xiaomi Mi 5 akan dirilis seusai 'Spring Festival', yang mana bisa jadi akan dirilis seusai perayaan Imlek yang jatuh pada 8 Februari 2015.

Xiaomi Mi 5 dikabarkan akan hadir dengan fitur-fitur yang lebih canggih dan belum ada di seri sebelumnya. Kali ini bocoran datang langsung dari salah satu penjual terbesar Tiongkok, GearBest, yang memunculkan gambar dan spesifikasi Mi 5 dengan cukup lengkap. Hanya saja, belum dapat dipastikan bocoran itu merupakan ketidaksengajaan atau bukan. Namun, saat ini laman produk Mi 5 itu sudah ditutup.

Dari informasi itu dapat dipastikan bahwa Mi 5 akan hadir dengan layar 5,2 inci QHD dengan kerapatan piksel 565 ppi. Xiaomi Mi 5 akan dibekali dengan kamera belakang 16MP, kamera depan 8MP, dan baterai 3.600 mAh.
Lewat akun Weibo-nya, Xiaomi mengumumkan kehadiran Redmi 3 lewat sebuah teaser foto sebuah smartphone Redmi 3 yang sedang digenggam.
Untuk chipset, sebelumnya Mi 5 memang sudah dipastikan menggunakan Snapdragon 820 yang didukung RAM 4GB. Sementara itu, untuk memori, Mi 5 akan memiliki kapasitas 16GB. Namun, beberapa analis memperkirakan Mi 5 juga akan hadir dengan pilihan kapasitas memori yang lebih besar. Sayangnya, dari bocoran itu diketahui Mi 5 tidak lagi mendukung memori eksternal.

Selain itu, sesuai dengan isu yang beredar sebelumnya, Mi 5 akhirnya akan memiliki tombol fisik. Tombol itu juga berfungsi sebagai pemindai sidik jari. Nantinya, Mi 5 akan hadir dengan tiga pilihan warna yakni hitam, emas, dan putih. Sayangnya, bocoran tersebut tidak mencantumkan harga dari Mi 5. Namun, mengingat Mi 5 akan menjadi sarana upaya Xiaomi untuk melepas kesan murah, harga Mi 5 jelas akan lebih tinggi dari seri Mi sebelumnya.

3 dari 5 halaman

Berita Teknologi Berikutnya

3. Berita Teknologi Ketiga: Windows 10 Terpasang di 200 Juta Perangkat

Kemudian, berita teknologi kedua yang juga patut mendapat perhatian adalah berita teknologi mengenai Windows 10. Sistem operasi terbaru Microsoft ini, pada pekan pertama bulan Januari 2016, terpasang dan aktif di lebih dari 200 juta perangkat di seluruh dunia. Angka itu termasuk pemasangan di PC, smartphone, dan tablet.
Windows 10 (Microsoft)
Menariknya, angka itu juga merupakan adopsi tercepat dalam sejarah Windows. Microsoft mengatakan, adopsi dari sistem operasi terbarunya mencapai 140 persen lebih cepat jika dibandingkan dengan peluncuran Windows 7 dan perbaikan besar-besaran pada Windows 8.

Untuk sistem operasi terbarunya ini, perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington, Amerika Serikat tersebut, menargetkan pemasangan pada satu miliar perangkat dalam waktu dua hingga tiga tahun.

4. Berita Teknologi Keempat: Uber Catatkan 1 Miliar Tumpangan, Didi Kuaidi Catatkan 1,43 Miliar Tumpangan

Berita teknologi lainnya yang bercokol di posisi ketiga adalah Uber dan Didi Kuaidi yang merupakan startup atau perusahan rintisan yang menawarkan layanan ridesharing. Di tengah pasang surut sepanjang 2015, Uber mengakhiri tahun 2015 dengan sebuah tonggak bersejarah.

Perusahaan yang berbasis di San Francisco tersebut, dalam sebuah tulisan di blog resminya, mengatakan bahwa sepasang pria-wanita di London mencatatkan tumpangan ke-1 miliar. Jelas ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa bagi Uber.

Sementara itu, Didi Kuaidi yang merupakan salah satu rival terberat Uber di Tiongkok, mencatatkan jumlah tumpangan yang lebih besar: 1,43 miliar tumpangan hanya di tahun 2015.
Layanan hantaran berbasis aplikasi miliki potensial luar biasa. (Sumber finance.yahoo.com)
Namun, ada yang harus diperhatikan di sini. Angka yang Didi Kuaidi catatkan berasal dari tujuh layanan angkutan yang berbeda, yang berjalan di seluruh Tiongkok, termasuk bus dan perusahaan jasa. Jadi perbandingan langsung antara angka Uber dan Didi Kuaidi ini sebetulnya sedikit tidak adil.

Kendati demikian, perusahaan Tiongkok yang diketahui mendapat dukungan dari raksasa teknologi Tencent dan Alibaba itu tetap menjadi ancaman nyata bagi Uber.

Bulan Desember lalu, Didi Kuaidi bersama 3 perusahaan ridesharing lainnya, Ola di India, GrabTaxi di Singapura, dan Lyft di Amerika Serikat, menjalin kerja sama global. Kerja sama itu disebut-sebut melanjutkan kerja sama layanan ridesharing oleh Lyft dan Didi Kuaidi pada September lalu.

5. Berita Teknologi Kelima: Huawei, Vendor Tiongkok Pertama Kapalkan 100 Juta Unit Smartphone

Selanjutnya, berita teknologi yang duduk di tempat keempat adalah Huawei Technologies Co yang mencatatkan sejarah baru. Perusahaan ini menjadi vendor ponsel asal Tiongkok pertama yang mengapalkan 100 juta unit smartphone dalam setahun, dan mengalahkan pemain besar, seperti Samsung Electronics dan Apple Inc.

Pencapaian itu disampaikan oleh perusahaan berbasis di Shenzen tersebut pada Kamis (7/1/2016). Dalam penjelasannya, pengapalan smartphone Huawei meningkat 44 persen menjadi 108 juta unit di 2015.
Huawei Mate S dilengkapi fitur Fingerprint 2.0 terbaru yang menawarkan 100 persen peningkatan kecepatan, keakuratan, dan sensitivitas.
Pihaknya mengaku pencapaian ini terjadi karena tingginya penjualan di Tiongkok dan Eropa Barat, di mana Huawei memang membidik pasar dengan margin tinggi lewat model ponsel yang diproduksinya.

Performa Huawei mulai muncul ketika pemain besar--Samsung misalnya--sedang mengalami masa sulit. Samsung bahkan sempat menyebutkan bahwa kondisi tersebut diprediksi berlanjut hingga 2016 dikarenakan pelemahan ekonomi global dan ketatnya kompetisi.

4 dari 5 halaman

Berita Teknologi Berikutnya

6. Berita Teknologi Keenam: Internet Gratis Free Basics yang Tuai Kecaman

Adapun berita teknologi pilihan Tekno Liputan6.com di bulan Januari 2016 adalah berita teknologi mengenai Free Basics, layanan internet gratis dari Facebook. Langkah Facebook untuk menghadirkan layanan internet gratis di beberapa negara berkembang nyatanya juga menuai kritik dari perusahaan lain.

Salah satunya adalah Baskhar Pramanik, Chairman Microsoft India yang ikut mengomentari layanan Facebook ini. Menurutnya, Free Basics tidak seharusnya disamakan dengan net neutrality. Net neutrality sendiri adalah prinsip yakni memungkinan semua situs dapat diakses oleh pengguna tanpa adanya diskriminasi.

Hal ini jelas berbeda dengan Free Basics dari Facebook karena layanan tersebut hanya menyediakan beberapa situs yang sudah menjalin kerja sama termasuk situs Facebook sendiri.
Facebook (Reuters.com)
Sebelumnya, regulator telekomunikasi di India memang diketahui telah mematikan layanan Free Basics di negara tersebut. Tindakan itu dilakukan karena Facebook dianggap telah melanggar prinsip-prinsip net neutrality.

Tanggapan itu lalu dibantah langsung oleh Mark Zuckerberg, CEO Facebook, yang juga dikenal sebagai salah satu pelopor layanan ini. Menurutnya, hanya karena Free Basics tidak menarik sejumlah uang terhadap situs tertentu bukan berarti itu melanggar aturan internet terbuka.

Telecom Regulatory Authority of India (TRAI) mengatakan, jajak pendapat untuk mendorong orang-orang di India agar mendukung rencana itu, diatur secara 'kasar'. Sebelumnya TRAI meminta jaringan mobile yang bermitra dengan Facebook untuk menahan layanan Free Basics.

Dalam sebuah surat kepada Facebook, TRAI mengatakan, raksasa jejaring sosial tersebut telah mengurangi suatu 'proses konsultatif yang berarti'. Tujuannya, untuk membantu membuat keputusan yang dapat dipahami dan transparan, serta menjadi 'jajak pendapat yang diatur secara kasar'. Hal ini, menurut TRAI, memiliki 'konsekuensi berbahaya bagi pembuatan kebijakan di India'.
Screenshot Internet.org
TRAI juga menuduh jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu gagal menyertakan pertanyaan khusus untuk jajak pendapat yang diajukan oleh regulator mengenai Free Basics bagi para penggunanya. Artinya, mereka yang menanggapi jajak pendapat itu, tidak membuat sebuah keputusan yang dapat dipahami secara lengkap.

Facebook dan Zuckerberg telah melobi keras supaya Free Basics bisa masuk ke India, yang sementara ini telah ditahan usai kritik yang disuarakan sehubungan dengan keprihatinan bahwa Free Basics akan merusak netralitas internet di negara ini.

Bahkan, Zuckerberg secara tegas membela diri dengan memperkenalkan Free Basics sebagai satu set layanan internet dasar untuk pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan komunikasi yang dapat digunakan orang tanpa membayar data internet.

5 dari 5 halaman

Berita Teknologi Berikutnya

7. Berita Teknologi Ketujuh: Domain Internet Dunia Capai 299 Juta dan Pertumbuhan Domain .ID

Terakhir, berita teknologi mengenai jumlah domain internet terdaftar di dunia mencapai 299 juta, terhadap seluruh domain tingkat atas (top-level domains/TLDs) per kuartal III tahun lalu. Jumlah tersebut meningkat 5,2 persen, atau setara 14,8 juta secara tahunan. Hal ini dipaparkan langsung oleh VeriSign Inc, perusahaan domain dan keamanan internet global, berdasarkan data dari Domain Name Industry Brief.

Peningkatan ini didorong oleh adanya penambahan 3,1 juta domain internet baru di sepanjang kuartal ketiga tahun lalu. Penambahan domain baru tersebut mewakili pertumbuhan 1,1 persen dibandingkan kuartal kedua di 2015.
Ilustrasi - domain.id
Data tersebut mengungkapkan, domain TLDs .com dan .net tumbuh agregat di kuartal ketiga di 2015, di mana jumlah keduanya mencapai 135,2 juta domain. Rinciannya, domain .com mengantongi 120,1 juta nama dan .net mencapai 15,1 juta nama. Jumlah total tersebut mewakili pertumbuhan 3,4 persen dari tahun ke tahun.

Sementara itu, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mencatat pertumbuhan nama domain yang cukup signifikan sepanjang 2015. Per 31 Desember 2015 pukul 24.00 WIB, tercatat ada 153.006 domain .ID yang aktif.

Angka ini mengalami peningkatan dari 123.751 domain di akhir tahun sebelumnya. Domain yang dirilis pada 17 Agustus 2014 lalu ini tercatat mengalami pertumbuhan lebih dari 12 ribu nama domain sepanjang 2015.

Selain domain apapun.id, pertumbuhan pesat juga dialami domain co.id dan my.id. Domain yang peruntukannya bagi perusahaan dan personal tersebut, sepanjang 2015, tumbuh masing-masing di atas 9 dan 6 ribu nama domain. Dari persentasenya, domain my.id mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 215 persen, disusul domain apapun.id sebanyak 156 persen.

Demikian rangkuman 7 berita teknologi pilihan Tekno Liputan6.com selama bulan Januari 2016.

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini