Sukses

Siapa Samaun Samadikun, Wajah di Google Doodle Hari Ini?

Wajah Profesor Samaun Samadikun hiasi Google hari ini. Ia dikenal sebagai Bapak Mikroelektronika.

Liputan6.com, Jakarta - Google Doodle hari ini menampilkan wajah Samaun Samadikun. Tampilan yang muncul adalah kabel-kabel melilit dan gadget membentuk tulisan Google dengan wajah Samaun Samadikun di tengah-tengahnya.

Siapakah Samaun Samadikun? Dan kenapa hari ini Google membuat doodle secara khusus untuk memperingatinya?

Samaun Samadikun bukan orang sembarangan. Prestasinya sangat membanggakan. Laki-laki kelahiran Magetan, 15 April 1931 ini dikenal sebagai Bapak Mikroelektronika.

Pendidikan dasar ditempuhnya di Kediri dan Magetan, sementara pendidikan menengah ditamatkannya di Surabaya. Setelah itu Samaun Samadikun masuk Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung atas beasiswa dari Kementerian P&K.

Ia melanjutkan studi di Universitas Stanford dan lulus setelah mendalami bidang Electrenical Engineering dengan gelar Master of Science.

 

Samaun Samadikun adalah orang yang sederhana lagi tenang. Sebagai dosen di ITB, murid-muridnya mengingat dia dengan kepribadiannya yang bersahaja dan berwibawa. Olah pikir dan olah lakunya membuat dia sangat disegani.

Profesor Samaun Samadikun bersama dengan K.D Wise mematenkan ciptaan mereka (US Patent No 3,888,708), yakni Method for Forming Regions of Predetermined in Silicon pada 10 Juni 1975.

Samaun Samadikun pernah bergabung dengan Lapan serta menjadi Wakil Direktur Lembaga Elektronika Internasional di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 1965-1969.

Sementara itu, saat bertugas di ITB, ia pernah menjabat sebagai ketua Jurusan Teknik Elektro periode 1964-1967. Profesor Samaun juga merupakan pendiri sekaligus menjabat direktur pertama Pusat Antar Universitas (PAU) Mikroelektronika di ITB tahun 1984-1989.

Sepanjang hidupnya, Prof Samaun banyak menulis publikasi ilmiah nasional ataupun internasional dalam bidang tunnel diodes, instrumentasi nuklir, fabrikasi IC, energi, industri elektronika, dan pendidikan.

Selain itu, sesuai bidang yang sangat dikuasainya, Samaun pernah menjadi editor buku Mikroelektronika.

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memberikan penghargaan Adhikara Rekayasa atas jasa-jasa Profesor Samaun di bidang ilmu pengetahuan pada 1994. Profesor Samaun juga memperoleh penghargaan medali Pengabdi Ilmiah Nasional (1978) dan Medali Mahaputra Utama (1994) dari pemerintah Indonesia.

Penghargaan lain yang didapatkannya adalah Satya Lencana Karya Satya Kelas I, Hadiah Ilmu Pengetahuan 1979, Satya Lencana Dwidyasistha 1983 dari Menhankam/Pangab saat itu, dan Meritorious Service Award, ASEAN COST 1999.

Lebih membanggakan lagi, Samaun diganjar The 1998 Award of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk dedikasinya di bidang ilmu pengetahuan.

Pria yang meraih gelar PhD-nya pada 1971 ini banyak mengabdikan ilmunya di LIPI dan di almamaternya ITB. Seumur hidupnya, ia tidak pernah lelah menyerukan suatu hari nanti akan ada industri fabrikasi cip di Indonesia. Dia juga aktif dalam perencanaan Bandung High Tech Valley (BHTV) yang meniru keberhasilan California Silicon Valley di Indonesia.

Profesor Samaun Samadikun meninggal pada 15 November 2006 di Jakarta dalam usia 75 tahun. (Fadjriah/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.