Sukses

CEO BlackBerry: Membuka Enkripsi Adalah Hal yang Benar

Berbeda dengan Apple, BlackBerry ternyata lebih terbuka memberikan kunci enkripsi pesan BBM kepada kepolisian Kanada untuk mengungkap kasus.

Liputan6.com, Jakarta - CEO BlackBerry John Chen memberikan tanggapan atas kerjasama perusahaan dengan kepolisian Kanada dalam mendekripsikan lebih dari satu juta pesan yang dikirim melalui perangkat BlackBerry.

Meski begitu, Chen tidak mengonfirmasi atau menyangkal pihaknya telah menyerahkan kunci enkripsi pesan di BlackBerry.

"Mengenai bantuan BlackBerry, saya tegaskan bahwa kami berdiri di atas prinsip-prinsip akses hukum kami," ujar Chen dalam unggahan blog BlackBerry seperti dikutip dari laman The Verge, Selasa (19/4/2016).

BlackBerry menyebutkan kerjasama yang dilakukan dengan pemerintah merupakan hal yang legal dan etis. "Sikap kami jelas, sebagai perusahaan teknologi yang baik harus sesuai dengan mematuhi hukum," kata Chen. Ia menempatkan reputasi perusahaan di atas kebaikan.

Sebelumnya, berdasarkan The BlackBerry Reports yang dipublikasikan minggu lalu oleh Vice dan Motherboard, disebutkan bahwa Royal Canadian Mounted Police (RMCP) telah mendapatkan kunci enkripsi untuk protokol pesan BlackBerry.

Dengan demikian, pihak kepolisian Kanada bisa mengakses isi pesan PIN serta layanan BlackBerry Messenger. Pihak berwenang melaporkan penggunaan kunci untuk mengumpulkan informasi mengenai kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh geng paling dicari.

"Pada akhirnya, kasus kejahatan besar tersebut bisa dibongkar," kata Chen dalam blognya.

Meski begitu, masih belum jelas apakah kunci untuk membuka enkripsi itu kini masih valid. Chen mengatakan, apa yang dilakukan perusahaan membantu membuka enkripsi adalah hal yang benar dan bukan mendukung pemerintah menyerang privasi warga negaranya.

Pernyataan ini merupakan hal yang berlawanan dengan apa yang dilakukan oleh Apple terkait dengan permintaan untuk membuka enkripsi iPhone yang diminta FBI beberapa waktu lalu. Produsen teknologi berlogo apel itu melawan FBI dan menolak perangkat milik teroris kasus San Bernardino Syed Farook.

(Tin/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini