Sukses

Saham Twitter Terjun Bebas, Investor Kecewa

Laporan kinerja kuartal I Twitter mengecewakan para investor, lantaran pertumbuhan pendapatan yang stagnan.

Liputan6.com, Jakarta Laporan kinerja kuartal I Twitter mengecewakan para investor. Hal itu karena pertumbuhan pendapatan yang stagnan, lantaran Twitter kesulitan mendapatkan pengguna baru.

Pertumbuhan pendapatan Twitter stagnan karena perusahaan kesulitan mendapatkan pengguna baru. Padahal, Twitter telah berusaha menyederhanakan interface atau antarmuka layanannya dengan sejumlah fitur baru.

Saham perusahaan pun turun 13,6 persen pada akhir perdagangan, Selasa 26 April 2016 waktu Amerika Serikat. Saham Twitter "terjun bebas" setelah pendapatan dari pengiklan besar dilaporkan akan berkurang dan prediksi pendapatan ternyata di bawah ekspektasi analis.

Twitter saat ini memiliki 310 juta pengguna aktif pada kuartal I 2016. Hanya bertambah 5 juta dari kuartal akhir tahun lalu dan hal tersebut ternyata di bawah ekspektasi analis.

Alhasil, para investor pun kecewa karena ternyata perombakan yang terjadi di dalam perusahaan tidak berhasil mendongkrak pendapatan.

"Sudah jelas bahwa Twitter memiliki masalah. Perusahaan tidak tumbuh di sisi mana pun dari prediksi yang ada sebelumnya," ungkap analis CRT Capital, Arvind Bhatia, seperti dilansir Reuters, Kamis (28/4/2016).

Di sisi lain, Chief Financial Officer Twitter, Anthony Noto, mengatakan bahwa tujuan jangka panjang perusahaan adalah memiliki jutaan pengiklan seperti kompetitornya. Facebook sebagai kompetiror diketahui memiliki lebih dari tiga juta pengiklan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Twitter harus mengatasi tantangannya. Perusahaan tengah berjuang dengan stagnannya pertumbuhan pengguna disebabkan interface layanannya yang rumit, sehingga kurang menarik bagi pengguna baru.

Adapun pendapatan kuartal I naik 36 persen dari satu tahun sebelumnya menjadi US$ 594,5 juta. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi analis sebesar US$ 607,8 juta.

Rugi bersih turun menjadi US$ 79,7 juta atau 12 sen per saham dari US$ 162,4 juta atau 25 sen per saham pada kuartal I tahun lalu.

(Din/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini