Sukses

OPINI: Digitalisasi UKM Tak Bisa Ditawar Lagi

Pakar Telematika, Hasnul Suhaimi, bicara soal perlunya digitalisasi di sektor Usaha Kecil Menengah (UKM).

Liputan6.com, Jakarta - Pengaruh penerapan teknologi digital pada pertumbuhan bisnis pada umumnya sudah tak terbantahkan. Bahkan teknologi ini telah melahirkan model bisnis baru yang semakin lama semakin menggerus pangsa pasar bisnis model konvensional.

Tentu kita bisa lihat dalam keseharian betapa ojek online menggusur ojek mangkal, begitu juga dengan taksi online terhadap taksi konvensional. Bahkan, layanan bersih-bersih rumah pun dipasarkan secara digital online.

Lalu ada juga toko-toko online dan mal online, yang semakin tumbuh. Mereka menawarkan layanan yang lebih simpel bagi para pembeli, selain juga lebih lengkap koleksi barang dagangannya. Sistem pembayaran juga semakin aman, serta adanya semacam label kualitas layanan para penjual. 

Belanja secara online juga memungkinkan bagi pembeli untuk membandingkan harga dan kualitas barang secara mudah di antara para penjual yang ada. Belum lagi toko online bisa dijangkau dari mana saja. Orang dari berbagai daerah bahkan lintas negara bisa menjangkaunya.

Singkatnya, berbelanja online kini juga menawarkan pengalaman atau sensasi tersendiri. Semua itu juga sudah didukung dengan layanan pengiriman yang semakin baik.

Jika kita pergi ke toko di pusat penjualan gadget atau komputer, bisa jadi kita tidak akan dilayani dengan antusias lagi oleh penjualnya. Mengapa? Karena mereka lebih sibuk melayani pesanan online yang jauh lebih banyak jumlahnya. Artinya di toko itu, layanan offline sudah bukan mayoritas lagi. Pemilik toko mendapatkan manfaat lebih bagus dengan membuka saluran pemasaran online.

Segera Implementasikan Sarana Digital

Kini semakin jelas seberapa urgent pelaku UKM untuk menerapkan teknologi digital. Sikap wait-and-see tidak cukup lagi bila UKM ingin survive dalam jangka panjang.

Bisa jadi orang akan mencap perusahaan kita sebagai ikut-ikutan, tetapi kalau tidak ikut malah pertumbuhan bisnis bisa jadi terhambat. Dampak bisnis online yang saat ini masih minim bisa jadi akan mulai terasa, dan beberapa tahun ke depan mulai menggerus penjualan.

Pertanyaannya, apakah mudah untuk masuk ke dunia online? Apa saja yang harus dilakukan untuk merambah dunia baru yang relatif sudah sarat pemain dan mulai hingar bingar ini? Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan adalah: 

Pertama, kapan memulai. Saya sarankan sebaiknya para pelaku UKM yang belum menerapkannya agar segeralah memulai. Ingat, dengan munculnya teknologi digital maka kompetisi bisnis menjadi semakin ketat. 

Jika kita terlambat, produk dan brand milik orang lain yang akan tampil. Mereka akan mengisi ceruk pasar yang ada. First mover advantage sudah diambil orang lain. Lagi pula, pelaku UKM juga butuh waktu belajar dan menyesuaikan diri. Singkatnya, semakin cepat menyesuaikan diri akan semakin baik. 

Kedua, bagaimana sebaiknya implementasi teknologi digital pada UKM? Sebagai bisnis dengan modal terbatas, penerapan sarana digital pada UKM sebaiknya juga berdasarkan prioritas. Pemasaran adalah salah satu sisi yang seharusnya menjadi prioritas, karena perlu bagi kita mengenalkan produk dan brand kepada pasar. 

Dengan demikian, aktivitas pemasaran ini akan mendukung upaya membuka segmen baru yang lebih luas, melampaui sekadar tetangga, saudara, teman, lingkungan, pengunjung bazzar, ataupun komunitas sendiri seperti arisan. Pemasaran secara digital akan menjadikan jalur penjualan semakin luas, melampaui batas wilayah daerah. 

Selain berdasarkan prioritas, implementasi digital pada bisnis kita jangan pula terlalu cepat. Jangan dalam sesaat sekaligus meninggalkan offline-nya. Buatlah tahapan transisi dengan misalnya mayoritas pemasaran dan penjualan tetap offline. Tapi lengkapi dengan online. Belajar, adaptasi, dan usahakan terus tingkatkan porsi online. 

Ketiga, sulitkah menerapkan teknologi digital bagi kalangan UKM? Tahap awal bisa jadi sulit karena perubahan segmen. Karakteristik pembeli online adalah anak muda. Karena itu perlu penyesuaian pada produk agar bisa menjangkau golongan pembeli ini. Misalnya, sesuaikan design-nya dengan model yang digemari anak muda. 

Lalu jangan lupa perlu adaptasi pola produksi, pola inventory, dan seterusnya. Dengan begitu ketika pesanan datang dan produk mulai laku kita tidak akan kelabakan memenuhi pembelian. Ingat, dengan pemasaran digital, produk kita bisa dijangkau oleh pasar yang lebih luas.

Bisa Mudah dan Tidak Mahal

Keempat, bagaimana dengan dana untuk pindah ke digital? Apakah mahal? Seharusnya tidak terlalu mahal. Asal produknya bisa diadaptasi ke pola penjualan digital dan kita sudah punya handphone yang tergolong smartphone dengan kualitas kamera yang cukup baik. Cukup simpel. Selain itu sejumlah operator layanan data kini juga menawarkan layanan solusi bagi UKM untuk bisa masuk ranah digital, dengan paket layanan yang terjangkau.

Karena kita UKM, tentunya belum perlu sampai harus memasang iklan di social media atau iklan digital dengan biaya ekstra. Tak perlu juga menyewa konsultan pemasaran digital. Belum saatnya juga memiliki server sendiri dan sistem IT yang rumit. 

Yang perlu dipelajari dan segera dilakukan justru pada kemampuan untuk membangun jaringan di social media. Melalui social media, kita akan menawarkan produk dan mengenalkan brand. Untuk itu, perlu juga kita memiliki pengetahuan dan keahlian dalam digital marketing. Dengan demikian bisa melihat kesempatan serta cara paling efektif dan efisien menjual produk di ranah digital. 

Terakhir, UKM bidang bisnis apa saja yang paling perlu segera menerapkan teknologi digital? Semua UKM. Namun, mereka yang memiliki mata dagangan seperti gadget, busana, aksesori, dan produk-produk bersifat trend dan relatif cepat berganti mode, mudah diproduksi. Selain itu, produk tersebut secara fisik juga simpel mudah dikemas. UKM yang memiliki mata dagangan seperti itu bisa langsung menerapkan pemasaran digital. 

Bukan berarti jika UKM Anda membuat barang kerajinan atau furnitur, tidak perlu pakai digital. Tetap saja perlu menjadi digital. Namun untuk membeli barang-barang jenis tersebut, kebanyakan orang masih perlu melihat langsung dan menyentuhnya. Penerapan sarana digital lebih diperlukan terutama pada pengenalan toko atau keberadaan produk ke khalayak.

Sejauh mana dukungan yang diperlukan dari pembuat kebijakan? Bagaimana pun juga keberadaan UKM telah diakui sebagai salah satu penopang utama perekonomian negeri ini.

Daya tahannya terhadap berbagai krisis telah teruji yang sekaligus ikut menyelamatkan negara ini dari keterpurukan. Karena itu, sudah selayaknya pemerintah memfasilitasi pengembangan UKM agar bisa beradaptasi dengan era digital. 

Perlu adanya regulasi yang mendukungnya, sekaligus dorongan untuk berkembangnya ekosistem terkait, misalnya pinjaman modal murah, paket solusi telekomunikasi dan data berbiaya murah, training terkait web, training digital marketing, fotografi, hingga pembukuan yang baik. 

Akhir kata, teknologi digital tidak bisa dinafikan. Bahkan perkembangannya yang begitu cepat tidak akan bisa terbendung. Yang bisa kita lakukan adalah beradaptasi dan mengambil manfaat positifnya, melalui berbagai produk digital yang inovatif dan mampu meningkatkan produktivitas. 

Jika kita tak mau beradaptasi, kita akan tergilas roda zaman. UKM dapat memulai dengan upaya kecil-kecilan dulu, semacam test the water. Belajar menyesuaikan diri sambil meluaskan pasar ke luar jangkauan fisik offline.

Kalau sudah mulai mahir, omzet dari jualan online akan meningkat. Pelan-pelan porsi online akan menjadi semakin besar, dan bahkan bisa menjadi sumber pendapatan utama di masa mendatang. 


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini