Sukses

Setengah Tahun di Luar Angkasa, 3 Astronot Ini Kembali ke Bumi

Setelah menjalani masa tugas selama setengah tahun atau 6 bulan, tiga astronot berhasil kembali ke bumi dengan kapsul Soyuz.

Liputan6.com, Zhezkazgan - Sebuah kapsul Soyuz berhasil membawa pulang tiga astronot yang sudah lama tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional, termasuk satu orang mewakili pemerintah Inggris.

Informasi yang Tekno Liputan6.com kutip dari laman Venture Beat, Rabu (22/6/2016), kapsul tersebut mendarat dengan selamat menggunakan sebuah parasut di padang stepa dekat Kota Kazakh, Zhezkazgan, pada Sabtu 18 Juni 2016 waktu setempat.

Adapun ketiga astronot terdiri dari seorang astronot Rusia, Amerika, dan juga dari Inggris bernama Tim Peake. Mereka meninggalkan stasiun luar angkasa tiga jam sebelum mendarat di bumi. Ketiganya diketahui telah menghabiskan waktu di Stasiun Luar Angkasa Internasional sejak enam bulan lalu.

Kapsul ini mendarat setelah terjun dengan parasut selama 14 menit. Tim pencari dan pemulihan pun langsung melakukan penyelamatan kepada ketiganya.

Peake mengatakan kepada reporter, sekembalinya dari luar angkasa, ia menikmati harum dan segarnya udara bumi.

"(Udara di bumi) Sungguh kontras dengan atmosfer palsu dan suhu tinggi di dalam kapsul," ucapnya diselingi senyum saat ia diperiksa oleh dokter penerbangan.

Pendaratan kapsul Soyuz dengan parasut mengantarkan 3 astronot kembali ke bumi (Sumber: Venture Beat).
Duduk di sisinya adalah komandan Yuri Malenchenko dan astronot NASA Tim Kopra yang langsung mengenakan kacamata hitam untuk melindungi matanya dari terik matahari.

Peake bersama dua rekannya menjalankan sebuah misi untuk European Space Agency, sekaligus menjadi astronot pertama yang mengenakan lambang bendera Britania Raya di lengannya.

Sebelumnya, orang Inggris pertama yang berada di luar angkasa adalah Helen Sharman. Ia bepergian dengan pesawat luar angkasa Soviet selama delapan hari tepatnya di tahun 1991.

Misi Peake bernama Principia. Ia mengerjakan beberapa percobaan saintifik seperti menguji coba penggunaan gas oksida nitrat sebagai alat untuk memonitor peradangan paru-paru.

Selama 186 hari bertugas di luar angkasa, Peake juga melakukan olahraga. Ia berlari terikat ke treadmill dan mengajarkan pelajaran sains kepada 300.000 anak sekolah.

Tak hanya itu, Peake juga membawa dua set komputer edukasi bernama Raspberry Pi yang diatur untuk mengukur lingkungan luar angkasa, mengikuti perjalanannya di ruang angkasa, dan mengambil medan magnet bumi, serta memberikan kesempatan mengajarkan anak sekolah untuk menjalankan kode inspace. 

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini