Sukses

Ungkap Keberagaman di Perusahaan, Facebook Malah Tuai Kecaman

Perusahaan itu menyebut kurangnya akses pendidikan untuk kaum minoritas membuat tak cukup banyak minoritas mampu bekerja di bidang teknologi

Liputan6.com, Jakarta - Langkah Facebook untuk mengungkap keberagaman latar belakang pekerja di perusahaannya justru menuai kecaman. Dalam laporannya, Facebook menuturkan ada peningkatan pegawai dengan beragam latar belakang ras maupun gender.

Masalahnya, pernyataan yang ditulis bersama laporan itu tak dapat diterima semua pihak. Menurut Facebook, sistem pendidikan ternyata tak mendukung kelompok minoritas memiliki kemampuan di bidang teknologi.

"Jelas bahwa di tingkat paling dasar, perwakilan di teknologi dan industri lain tergantung kesempatan orang tersebut mendapatkan pendidikan," ujar Maxine Williams, Global Director of Diversity Facebook, seperti dikutip dari laman Business Insider, Senin (18/7/2016).

Ia menuturkan beberapa wanita dan kaum minoritas ternyata tak banyak yang mendapat akses dan mengambil pendidikan di bidang teknologi. Pernyataan itu yang kemudian dikritik banyak pihak.

Di sisi lain, sebuah studi di Amerika Serikat pada akhir 2014 menemukan hal berbeda. Jumlah lulusan berlatar belakang kulit hitam dan hispanik yang berasal dari universitas top ternyata lebih banyak ketimbang lowongan pekerjaan yang tersedia di bidang teknologi.

Menanggapi hal itu, CEO dari konsultan keberagaman, Joelle Emerson mengatakan masalah yang dihadapi Facebook bukan kekurangan tenaga terampil, tapi tak mau mencoba lebih keras untuk mencari dan memperkerjakan orang-orang tersebut (kaum minoritas).

Senada dengan Emerson, Kaya Thomas seorang siswi kulit hitam di bidang ilmu komputer menuturkan budaya perusahaan teknologi lah yang menjadi penyebab tak banyak minoritas bekerja di perusahaan perusahaan tersebut.

"Terlepas dari fakta kurangnya talenta yang ada menunjukkan pada saya, mereka tak peduli adanya keberagaman dan tak adanya keinginan kami (kaum minoritas) bekerja di bidang teknologi," ucapnya.

Facebook sendiri menuturkan pihaknya dalam beberapa tahun terakhir terus meningkatkan keberagaman di lingkungan pekerjaan, baik lewat program internal, eksternal, maupun kemitraan.

Bahkan, perusahaan yang kini dipimpin Mark Zuckerberg itu telah berkomitmen menggelontorkan dana US$ 15 juta untuk Code.org untuk lima tahun ke depan.

Lewat bantuan ini, diharapkan Code.org dapat mengembangkan kurikulum dan pembentukan kemampuan di bidang ilmu komputer dan engineering.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.