Sukses

Begini Cara #fame Atasi Konten Pornografi di Layanannya

Tidak bisa dimungkiri kadang-kadang konten berbau pornografi di-posting oleh pengguna.

Liputan6.com, Jakarta - Layanan video live streaming semakin banyak bermunculan. Orang-orang kian senang melihat konten dengan tampilan visual, bergerak, atau interaktif. Dengan layanan ini, pengguna dapat menyaksikan video favorit di mana pun dan kapan pun dari perangkat mobile.

Namun di balik derasnya konten yang mengalir di layanan tersebut, tidak bisa dimungkiri konten berbau pornografi terkadang ada saja yang di-posting oleh pengguna. Dan tidak menutup kemungkinan layanan live video #fame juga bakal dihinggapi konten pornografi.

Menanggapi hal tersebut, CEO Internasional Operations #fame, Dhruvank Vaidya, mengatakan pihaknya akan menerapkan aturan yang tegas jika ada pengguna yang mengunggahnya.

"Sistem kami secara otomatis akan menghapus konten tersebut jika terdeteksi. Selain itu, kami juga memiliki tim yang bertugas mengawasi konten selama 24 jam," ujar Dhruvank dalam bincang santai di Plaza Bapindo, Rabu (20/7/2016).

Dhruvank menyatakan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan terhadap isi konten yang ditampilkan pada #fame.

Hingga saat ini, Dhruvank menjelaskan, #fame telah mencapai 7 juta download dan 4 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, #fame memiliki 500 ribu pengguna aktif sejak aplikasi ini diluncurkan pada April 2016.

#fame hadir untuk mewadahi orang-orang yang memiliki talenta dan ingin mengekspresikan bakat mereka lewat video secara live. Menurut Dhruvank, pihaknya menginvestasikan US$ 15 juta untuk menjalankan bisnis ini.

#fame tersedia dalam bahasa Indonesia dan menawarkan bermacam konten portofolio yang terdiri atas berbagai genre seperti komedi, hiburan, kecantikan, fashion, musik, teknologi, makanan, dan masih banyak lagi. Para individu, selebriti maupun pemula, dapat menyiarkan video live mereka menggunakan telepon seluler atau desktop dan menemukan audiens yang online.
Social influencer #fame (Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum)
Disinggung tentang pemilihan nama layanan ini, Assistant Vice President (AVP) Business Development #fame, Amar Singh Bedi, menuturkan bahwa ide nama ini muncul karena orang ingin terkenal (famous). Inilah yang kemudian melatarbelakangi mereka untuk memilih nama fame.

#fame saat ini baru tersedia di tiga negara yakni di kampung halamannya India, Thailand, serta Indonesia, menyusul negara lainnya. Tahun ini #fame berencana untuk berekspansi ke Asia Tenggara yaitu Singapura, Korea, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

(Dew/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini